Kamis, 03 Desember 2015

Jenis-Jenis Penyakit Hepatitis dan Cara Mengobatinya

penyakit hepatitis
Banyak orang yang belum mengenal tentang seluk beluk penyakit hepatitis. Padahal, jika tidak ditangani secara serius, hepatitis bisa mengancam jiwa penderitanya serta dapat menular pada orang-orang sekitar. Karena siklus penyebarannya cukup lama, biasanya seseorang tidak menyadari jika dirinya terinfeksi hepatitis. Jadi, apakah penyakit hepatitis itu?

Pengertian penyakit hepatitis

Menurut Dr Bobby John, Direktur Eksekutif Advokat Kesehatan Global (GHA), hepatitis merupakan penyakit peradangan hati, yang dapat disebabkan oleh racun, obat-obatan tertentu, penggunaan alkohol berat dan infeksi bakteri atau virus.

Gejala penyakit hepatitis

Tanda dan gejala hepatitis biasanya muncul setelah 2 sampai 3 bulan setelah terinfeksi. Selain itu, gejala penyakit hepatitis dapat bervariasi, dari yang ringan sampai parah. Berikut tanda dan gejala hepatitis antara lain:

1. Nyeri pada daerah perut
2. Urin berwarna gelap
3. Nyeri pada persendian
4. Hilangnya nafsu makan
5. Sering mual dan muntah
6. Tubuh terasa lemah dan cepat kelelahan
7. Warna kulit dan area putih pada mata menjadi kuning

Jenis-jenis, cara penularan, dan cara mengobati penyakit hepatitis

1. Hepatitis A

Virus hepatitis A (HAV) ditularkan melalui jalur oral faekal, baik melalui kontak orang ke orang atau menelan makanan atau air yang terkontaminasi virus tersebut. Biasanya, infeksi dari jenis hepatitis A terjadi pada kasus-kasus ringan. 

Orang yang terinfeksi virus ini biasanya cepat pulih dan kebal jika terinfeksi virus ini lagi. Namun, infeksi HAV juga dapat mengancam jiwa. Beberapa orang yang tinggal di kawasan dengan sanitasi buruk dapat terinfeksi virus ini.

2. Hepatitis B

Virus hepatitis B (HBV) dapat ditularkan melalui darah, air mani dan cairan tubuh lainnya. HBV juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi virus ini kepada bayi pada saat lahir, atau bisa juga dari anggota keluarga tehadap anak usia dini. 

Penularan hepatitis B juga dapat melalui hubungan seksual, transfusi darah dan produk darah yang terinfeksi HBV, jarum suntik yang terkontaminasi, dan penggunaan jarum suntik secara bersama-sama di kalangan pengguna narkoba. Hepatitis B juga berisiko bagi petugas kesehatan yang mengalami cedera jarum suntik saat merawat orang yang terinfeksi HBV. Namun, infeksi virus ini dapat diatasi dengan suntikan vaksin.

3. Hepatitis C

Hepatitis C (HCV) umumnya ditularkan melalui darah. Hal ini bisa terjadi melalui transfusi darah dan produk darah yang terinfeksi HCV, suntikan yang terkontaminasi selama prosedur medis, dan berbagi jarum suntik di kalangan pengguna narkoba. 

Penularan melalui hubungan seksual juga mungkin terjadi, tetapi sangat jarang. Sayangnya, tidak ada vaksin untuk mengatasi virus hepatitis C. Selain itu, hepatitis B dan C dapat menyebabkan kanker pada manusia.

Meskipun demikian, sekarang sudah tersedia agen antivirus untuk mengatasi HBV dan HCV. Pengobatan infeksi HBV terbukti mengurangi risiko terkena kanker hati dan kematian. Sedangkan HCV umumnya dianggap sebagai penyakit yang dapat disembuhkan. Namun, kendala utama pengobatan virus ini adalah pada akses yang minim.


4. Hepatitis D

Hepatitis D (HDV) merupakan infeksi terjadi secara eksklusif pada orang sudah terinfeksi Hepatitis B (HBV). Infeksi ganda HDV dan HBV dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius. Namun demikian, penggunaan vaksin hepatitis B dapat memberikan perlindungan terhadapat infeksi HDV.

5. Hepatitis E

Hepatitis E (HEV), seperti HAV, ditularkan melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. HEV merupakan penyebab umum dari wabah hepatitis yang terjadi di negara berkembang dan dianggap sebagai penyebab utama penyakit di negara-negara maju. Infeksi HEV terkait dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas pada ibu hamil dan bayi baru lahir.

Dari sekian jenis-jenis hepatitis, infeksi yang paling umum terjadi serta perlu penanganan dan serius adalah Hepatitis B dan C.

Dr. Bobby John menyatakan, "virus HCV ditularkan melalui darah yang terkontaminasi, peralatan medis, termasuk jarum yang terinfeksi dan melalui penggunaan narkoba melaui jarum suntik. Hepatitis C juga merupakan virus yang relatif baru, pertama kali diidentifikasi pada tahun 1989 dan belum ada vaksinnya."

"Kebanyakan orang yang sudah lama terinfeksi hepatitis B dan C tidak menyadari infeksi kronis dari virus ini. Tanpa sadar mereka menularkan infeksi virus ini kepada orang lain. Oleh karena itu, kita harus waspada terhadap penularan virus ini. Bahkan, hepatitis C pada tahap awal tidak bisa dideteksi," tambah Dr. John.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Farmakoterapi GAGAL GINJAL AKUT

— Gagal ginjal akut (GGA) merupakan penurunan fungsi ginjal secara mendadak sehingga ginjal tidak mampu menjalani fungsiny...