Banyak orang yang belum mengenal
tentang seluk beluk penyakit hepatitis. Padahal, jika tidak ditangani
secara serius, hepatitis bisa mengancam jiwa penderitanya serta dapat
menular pada orang-orang sekitar. Karena siklus penyebarannya cukup
lama, biasanya seseorang tidak menyadari jika dirinya terinfeksi
hepatitis. Jadi, apakah penyakit hepatitis itu?
Pengertian penyakit hepatitis
Menurut Dr Bobby John, Direktur
Eksekutif Advokat Kesehatan Global (GHA), hepatitis merupakan penyakit
peradangan hati, yang dapat disebabkan oleh racun, obat-obatan tertentu,
penggunaan alkohol berat dan infeksi bakteri atau virus.
Gejala penyakit hepatitis
Tanda dan gejala hepatitis biasanya
muncul setelah 2 sampai 3 bulan setelah terinfeksi. Selain itu, gejala
penyakit hepatitis dapat bervariasi, dari yang ringan sampai parah.
Berikut tanda dan gejala hepatitis antara lain:
1. Nyeri pada daerah perut
2. Urin berwarna gelap
3. Nyeri pada persendian
4. Hilangnya nafsu makan
5. Sering mual dan muntah
6. Tubuh terasa lemah dan cepat kelelahan
7. Warna kulit dan area putih pada mata menjadi kuning
Jenis-jenis, cara penularan, dan cara mengobati penyakit hepatitis
1. Hepatitis A
Virus hepatitis A (HAV) ditularkan
melalui jalur oral faekal, baik melalui kontak orang ke orang atau
menelan makanan atau air yang terkontaminasi virus tersebut. Biasanya,
infeksi dari jenis hepatitis A terjadi pada kasus-kasus ringan.
Orang yang terinfeksi virus ini
biasanya cepat pulih dan kebal jika terinfeksi virus ini lagi. Namun,
infeksi HAV juga dapat mengancam jiwa. Beberapa orang yang tinggal di
kawasan dengan sanitasi buruk dapat terinfeksi virus ini.
2. Hepatitis B
Virus hepatitis B (HBV) dapat
ditularkan melalui darah, air mani dan cairan tubuh lainnya. HBV juga
dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi virus ini kepada bayi pada
saat lahir, atau bisa juga dari anggota keluarga tehadap anak usia
dini.
Penularan hepatitis B juga dapat
melalui hubungan seksual, transfusi darah dan produk darah yang
terinfeksi HBV, jarum suntik yang terkontaminasi, dan penggunaan jarum
suntik secara bersama-sama di kalangan pengguna narkoba. Hepatitis B juga berisiko bagi
petugas kesehatan yang mengalami cedera jarum suntik saat merawat orang
yang terinfeksi HBV. Namun, infeksi virus ini dapat diatasi dengan
suntikan vaksin.
3. Hepatitis C
Hepatitis C (HCV) umumnya ditularkan
melalui darah. Hal ini bisa terjadi melalui transfusi darah dan produk
darah yang terinfeksi HCV, suntikan yang terkontaminasi selama prosedur
medis, dan berbagi jarum suntik di kalangan pengguna narkoba.
Penularan melalui hubungan seksual
juga mungkin terjadi, tetapi sangat jarang. Sayangnya, tidak ada vaksin
untuk mengatasi virus hepatitis C. Selain itu, hepatitis B dan C dapat
menyebabkan kanker pada manusia.
Meskipun demikian, sekarang sudah
tersedia agen antivirus untuk mengatasi HBV dan HCV. Pengobatan infeksi
HBV terbukti mengurangi risiko terkena kanker hati dan kematian.
Sedangkan HCV umumnya dianggap sebagai penyakit yang dapat disembuhkan.
Namun, kendala utama pengobatan virus ini adalah pada akses yang minim.
4. Hepatitis D
Hepatitis D (HDV) merupakan infeksi
terjadi secara eksklusif pada orang sudah terinfeksi Hepatitis B (HBV).
Infeksi ganda HDV dan HBV dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius.
Namun demikian, penggunaan vaksin hepatitis B dapat memberikan
perlindungan terhadapat infeksi HDV.
5. Hepatitis E
Hepatitis E (HEV), seperti HAV,
ditularkan melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. HEV
merupakan penyebab umum dari wabah hepatitis yang terjadi di negara
berkembang dan dianggap sebagai penyebab utama penyakit di negara-negara
maju. Infeksi HEV terkait dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas
pada ibu hamil dan bayi baru lahir.
Dari sekian jenis-jenis hepatitis, infeksi yang paling umum terjadi serta perlu penanganan dan serius adalah Hepatitis B dan C.
Dr. Bobby John menyatakan, "virus
HCV ditularkan melalui darah yang terkontaminasi, peralatan medis,
termasuk jarum yang terinfeksi dan melalui penggunaan narkoba melaui
jarum suntik. Hepatitis C juga merupakan virus yang relatif baru,
pertama kali diidentifikasi pada tahun 1989 dan belum ada vaksinnya."
"Kebanyakan orang yang sudah lama
terinfeksi hepatitis B dan C tidak menyadari infeksi kronis dari virus
ini. Tanpa sadar mereka menularkan infeksi virus ini kepada orang lain.
Oleh karena itu, kita harus waspada terhadap penularan virus ini.
Bahkan, hepatitis C pada tahap awal tidak bisa dideteksi," tambah Dr.
John.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar