Kanker Hati
Ada
beberapa anggapan keliru yang beredar dimasyarakat bahwa jenis kanker
hati cukup sulit disembuhkan. Terkait itu, ada suatu keluhan bahwa
selama satu bulan terakhir, seseorang sering mengalami sakit di bagian
dada dan penurunan berat badan yang sangat mencolok. Ternyata, setelah
dilakukan pemeriksaan supersound, dideteksi adanya kanker hati yang
sangat besar. Hampir 80% bagian hati sudah rusak. la benar-benar kaget
dan terperanjat. Sebab, setahun yang lalu, ia telah melakukan dan
hasilnya normal. Ternyata, check up yang dilakukan hanya memeriksa
fungsi hati.
Pemeriksaan fungsi
hati termasuk salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal
masyarakat. Tetapi, item ini sering kali disalahpahami oleh masyarakat.
Mereka beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati
menunjukkan angka normal, berarti tidak ada masalah dengan hati. Nah,
pandangan ini bisa mengakibatkan hilangnya kesempatan mendeteksi kanker
sejak stadium awal.
Bagi para penderita
radang hati, meskipun kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi
dalam hati telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan
terbentuknya pengerasan hati, maka semakin mudah timbul kanker hati.
Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan
mengalami kenaikan. Sebab, pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya
sel-sel di sekitarnya yang diserang, sehingga ia rusak dan mati. Karena
kerusakan ini hanya berskala kecil dan masih dalam batas normal, maka
dianggap bukan masalah.
Pada dasarnya,
penyebab utama kerusakan hati antara lain tidur terlalu malam dan bangun
terlalu siang, tidak buang air kecil dan besar pada pagi hari, pola
makan yang berlebihan, tidak pernah makan pagi, terlalu banyak
mengonsumsi obat-obatan, sering mengonsumsi bahan pengawet, zat
tambahan, zat pewarna, dan pemanis buatan, serta menggunakan minyak
goreng yang tidak sehat.
Sebaiknya, kita
menghindari penggunaan minyak goreng saat memasak makanan, meskipun
minyak goreng terbaik, misalnya olive oil. Kita jangan mengonsumsi
makanan yang digoreng bila dalam kondisi penat, kecuali jika kondisi
tubuh sedang fit.
Kita juga tidak
diperbolehkan mengonsumsi masa-kan mentah, yang akan menambah beban
hati. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, dan
dilarang disimpan dalam waktu lama. Kita mesti melakukan pencegahan
tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Kita hanya perlu mengatur gaya hidup
dan pola makan sehari-hari.
Perawatan pola makan
dan pengaturan waktu sebaik mungkin mesti dilakukan agar tubuh mampu
melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Terkait
itu, kita perlu mengenali waktu-waktu tertentu, yang termasuk bagian
dari mekanisme pengoperasian metabolisme tubuh.
Pertama, pada
malam hari pukul 21.00-23.00 WIB terjadi aktivitas pembuangan zat-zat
tidak berguna/ beracun (detoxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar
getah bening). Saat itu, hendaknya kita mengisi waktu dengan melakukan
sesuatu yang menenangkan hati dan pikiran, misalnya mendengarkan musik.
Jika kita masih beraktivitas pada waktu tersebut, seperti mencuci
piring, membersihkan dapur, dan lain sebagainya, maka hal ini dapat
berdampak negatif bagi kesehatan.
Kedua, pada
malam hari pukul 23-00-01.00 WIB langsung proses detoxin di bagian
hati. Proses ini mesti terjadi dalam kondisi tidur pulas. Ketiga, pada
dini hari pukul 01.00-03.00 WIB berlangsung proses detoxin di bagian
empedu. Proses tersebut juga harus terjadi dalam kondisi tidur pulas.
Keempat, pada
pukul 03.00-05.00 WIB berlangsung proses detoxin di bagian paru-paru.
Itulah yang menyebabkan terjadinya batuk yang hebat bagi penderita batuk
selama durasi waktu ini. Saat itu, proses pembersihan telah mencapai
saluran pernapasan. Maka, ia tidak perlu minum obat batuk agar tidak
merintangi proses pembuangan kotoran.
Kelima, pada
pukul 05.00-07.00 WIB berlangsung proses detoxin di bagian usus besar.
Oleh karena itu, kita harus buang air kecil ataupun besar di kamar
mandi. Keenam, pada pukul 07.00-09-00 WIB berlangsung proses penyerapan
gizi makanan bagi usus kecil. Saat inilah, kita mesti makan pagi.
Bagi orang yang
sakit, hendaknya ia makan lebih pagi, yaitu sebelum pukul 06.30 WIB.
Sesungguhnya, makan pagi sebelum pukul 07.30 WIB sangat baik bagi orang
yang ingin menjaga kesehatan. Bagi orang yang tidak makan pagi,
sebaiknya ia mengubah kebiasaan tersebut. Dalam hal ini, lebih baik
terlambat makan pagi hingga pukul 09-00-10.00 WIB Ketimbang tidak makan
pagi sama sekali.
Kita tidak boleh
terbiasa tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang. Sebab, kebiasaan
ini dapat mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna.
Selain itu, sejak tengah malam sampai pukul 04.00 WIB, sumsum tulang
belakang memproduksi darah. Maka, hendaknya kita tidur dengan nyenyak,
dan tidak begadang.
Sebenarnya, Institut
Sains dan Teknologi di Hongkong berhasil menciptakan sebuah obat baru
untuk menangani penyakit kanker hati. Obat ini dapat menghambat
pertumbuhan sel kanker secara efektif, dan tidak akan membunuh sel yang
sehat. RS Queen Mary di Hongkong sudah menggunakan obat tersebut dalam
praktik klinis pada penderita penyakit kanker hati tahap akhir. Jika
berhasil, maka akan dipasarkan ke luar Hongkong.
Ahli terkait
menuturkan bahwa setelah menggunakan obat tersebut, penderita kanker
hati tahap akhir yang umumnya hanya dapat bertahan hidup selama beberapa
bulan, ternyata usianya diperpanjang hingga lebih dari 10 bulan.
Fenomena itu menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.
Departemen Kesehatan
Hongkong menyatakan kanker hati sebagai penyakit kanker pembunuh ke-2.
Menurut data statistik di Hongkong, sejak tahun 1986—1996 sebanyak
12.498 orang meninggal dunia lantaran terkena kanker hati. Rata-rata
setiap tahunnya ditemukan kurang lebih 1.500 kasus penyakit baru, dan
orang yang meninggal karena penyakit kanker hati sekitar 1.300 orang
setiap tahun.
Kita perlu mengetahui
bahwa cara pengobatan sebelumnya, misalnya transplantasi hati,
kemoterapi pembuluh nadi, dan terapi embolis hanya membuang sel kanker
hati. Meskipun begitu, bagi penderita kanker hati stadium akhir,
persentase hidupnya tidak lebih dari Vi tahun.
Di Indonesia,
perkembangan penanganan kanker hati lebih maju daripada Hongkong.
Penderita kanker hati stadium lanjut memiliki harapan yang lebih besar
untuk memperpanjang dan mempertahankan kualitas hidup. Dengan menjalani
terapi kanker yang terfokus pada penggunaan obat sorafenib, penderita
kanker hati dapat meningkatkan kelangsungan hidup hingga 47%. Obat ini
merupakan satu-satunya terapi yang telah menunjukkan peningkatan
survival rate bagi para penderita kanker hati di dunia, termasuk
Indonesia.
Divisi Hematologi
pada Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia, menyatakan bahwa kemampuan obat sorafenib dalam memperpanjang
harapan hidup bisa ditinjau dari hasil berbagai riset internasional
yang dilakukan terhadap penderita kanker hati, baik di Amerika Serikat,
Eropa, dan Australia.
Secara signifikan,
obat tersebut dapat meningkatkan kualitas kelangsungan hidup sebesar
44%. Obat sorafenib bekerja dengan cara membidik sel tumor dan sistem
pendarahan tumor. Dalam sebuah uji praklinis, sorafenib terbukti mampu
menghambat dua jenis kinase, yakni profllerasi sel dan angiogenesis
(pembentukan pembuluh darah). Keduanya berperan besar dalam proses
pertumbuhan kanker.
Obat sorafenib telah
disetujui oleh Badan POM RI pada April 2008, sehingga bisa digunakan
dalam pengobatan penderita kanker hati stadium lanjut yang tidak dapat
dioperasi. Kanker hati stadium lanjut (hepatocellular carcinoma)
termasuk dalam enam besar kanker yang paling sering menyebabkan kematian
di Indonesia. Biasanya, jumlah penderitanya selaras dengan angka
penderita hepatitis B dan hepatitis C kronis.
Sebagian besar orang
yang didiagnosis terkena kanker hati tidak mengetahui gejala awalnya,
dan baru mendatangi dokter saat berada pada stadium lanjut. Pada stadium
awal, kanker hati dapat diatasi dengan cara pembedahan untuk mengangkat
jaringan sel kanker. Selain itu, penderita kanker hati juga mesti
menjalani kemoterapi. Namun, pada stadium lanjut, ia tidak bisa
menjalani tindakan tersebut, karena sel kanker sudah menyebar.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang sangat mendasar pada laki-laki dan perempuan
risiko terkena kanker hati. Ternyata, penyebabnya terletak pada unsur
genetik berdasarkan gender. Inilah hasil penelitian yang dilakukan oleh
para ahli di Institut Teknologi Massachusetts (MIT). Penelitian ini
merupakan kajian genome pertama yang menjelaskan kaitan antara gender
dan kanker non organ reproduksi. Di negara lain, terutama Asia, angka
potensi tersebut lebih tinggi, yakni 8—10 kali lipat.
Sementara itu,
menurut hasil penelitian yang di-publikasikan dalam jurnal ilmiah Cancer
Research, laki-laki berpotensi terkena kanker hati dua kali lebih besar
ketimbang perempuan di Amerika Serikat. Sesungguhnya, angka kanker hati
di Amerika lebih rendah daripada negara-negara lainnya, tetapi tren nya
menunjukkan peningkatan yang drastis akibat infeksi hepatitis C lewat
transfusi darah yang terus melonjak sejak tahun 1970-an, yang
dikarenakan penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Faktor lainnya yang
memicu peningkatan angka penderita kanker hati adalah obesitas dan
diabetes.
Sesungguhnya, hati
laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan yang cukup kentara.
Perbedaan itu terlihat sangat jelas semasa pubertas, yakni saat organ
hati laki-laki lebih terekspos pertumbuhan hormonnya. Inilah yang
membuat organ hati laki-laki dan perempuan menunjukkan reaksi yang
berbeda terhadap antibiotik dan obat-obatan serupa.
WHO memperkirakan
bahwa lebih dari 180 juta orang di dunia telah terinfeksi hepatitis C,
dan lebih dari 400 juta orang lainnya hidup dengan hepatitis B. Bahkan,
beberapa pakar kesehatan menyatakan bahwa virus hepatitis 100 kali lebih
mudah menular ketimbang HIV Sebenarnya, yang paling mengkhawatirkan
ialah berkembangnya penyakit ini menjadi kanker hati atau sirosis yang
berujung pada kegagalan fungsi hati dan kematian.
Menurut Ketua
Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Unggul Budihusodo, beberapa pola
penyebaran virus hepatitis terjadi melalui jarum tindik, alat-alat yang
terlibat dalam penggunaan narkotika, hubungan intim yang berisiko, tato,
dan transfusi darah.
Kanker Hidung
Kanker hidung atau
karsinoma nasofaring (KNF) adalah penyakit kanker ganas yang menyerang
rongga hidung (nasofaring). Kanker ini sering diderita oleh orang-orang
yang berumur 15-25 tahun atau 60—65 tahun. Penderita kanker tersebut
lebih dominan laki-laki ketimbang perempuan.
Berdasarkan data
statistik, diketahui bahwa kanker ganas itu banyak diderita oleh
penduduk di negara-negara Asia Tenggara dan Provinsi Sechuan, yang
terkenal dengan kelezatan masakannya, yakni di daratan Cina. Sebenarnya,
apa saja gejala dan penyebab KNF? Sejumlah hasil penelitian menerangkan
bahwa gejala-gejala yang akan ditimbulkan oleh kanker hidung adalah
sebagai berikut:
1. Gejala-gejala pada Hidung
Beragam gejala pada
hidung merupakan gejala dini kanker nasofaring. Gejala tersebut dapat
berupa sumbatan hidung. Hal ini bersifat menetap lantaran pertumbuhan
tumor ke dalam rongga nasofaring. Gejala itu menyerupai pilek kronis,
yang terkadang disertai gangguan penciuman dan adanya ingus yang kental.
Gejala pada hidung
juga bisa berupa mimisan. Pendarahan dapat timbul berulang-ulang,
jumlahnya sedikit, dan bercampur ingus, sehingga berwarna merah jambu
atau terdapat garis-garis darah halus. Kita perlu mewaspadai kanker nasofaring jika terjadi beberapa hal.
Pertama, kita
menderita pilek dalam waktu lama atau lebih dari satu bulan saat
berusia di atas 40 tahun, padahal tidak didapati kelainan lain pada
hidung.
Kedua, kita
menderita pilek dalam waktu lama, ingus kental dan berbau, serta
terdapat garis-garis darah tanpa kelainan hidung dan sinus paranasal
(dekat hidung).
Ketiga, kita sering mimisan tanpa sebab tertentu ketika berumur di atas 40 tahun.
2. Gejala Telinga
Gejala-gejala pada
telinga bisa berupa gangguan pendengaran (kurang/sukar mendengar),
seolah-olah ada cairan dalam telinga, dan telinga berdenging (di satu
sisi telinga). Gejala-gejala tersebut merupakan gejala dini yang mesti
diperhatikan secara saksama, terutama jika gejala itu menetap atau
hilang dan timbul tanpa penyebab yang jelas.
3. Gejala Pembesaran Kelenjar Leher
Gejala pembesaran
kelenjar leher dialami oleh banyak orang, yang membuat mereka harus
segera berkonsultasi dengan dokter. Mereka mengeluhkan adanya pembesaran
kelenjar leher di satu sisi ataupun dua sisi. Saat itulah, sebenarnya
kanker tersebut telah menyebar. Kanker (benjolan) teraba keras dan tidak
nyeri.
4. Gejala-gejala Berat
Biasanya, meskipun
sudah ada benjolan, tetapi tidak terasa sakit, maka benjolan tersebut
diabaikan saja oleh sebagian orang, apalagi bila hanya mimisan atau
hidung berbau. Namun, gejala kanker nasofaring akan menyebabkan gangguan
pada penglihatan dan kelumpuhan otot-otot kelopak mata, sehingga
penderita tidak bisa membuka mata secara normal, pandangan menjadi
ganda, serta timbul rasa nyeri yang hebat pada kepala.
Jika telah menyerang
saraf di daerah mulut, maka gejala kanker nasofaring akan menyebabkan
penderita sulit menelan dan terasa nyeri saat menelan makanan, tidak
bisa bersuara, dan lain sebagainya. Secara tidak langsung, hal-hal
tersebut mengakibatkan kondisi fisik dan sosial penderita semakin
menurun secara drastis.
5. Gejala-gejala yang Lebih Berat
Sesungguhnya, yang
paling berat dan parah adalah sel-sel kanker menyebar ke organ-organ
tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, dan tulang, melalui darah dan
aliran limfa. Gejala-gejala yang timbul sesuai dengan gejala yang
dikarenakan kerusakan organ-organ tersebut. Apabila didapati gejala
penyerta, misalnya nyeri tulang, sesak, asites, dan lain sebagainya,
maka hal ini merupakan tanda suatu penyakit yang sukar disembuhkan.
Pengobatan yang dilakukan hanya bersifat meringankan penderita semasa
hidupnya hingga meninggal.
Penyebab utama KNF
adalah virus EBV (Epstein Barr Virus), kondisi ventilasi, serta udara
pernapasan yang tidak baik, seperti banyak asap yang mengandung polutan
bahan kimia dan asap rokok. Selain itu, yang berperan dalam terjadinya
KNF ialah terbentuknya zat nitrosamine bersifat fatal, yang memicu
sel-sel hidung yang normal agar mengalami perubahan ganas menjadi
sel-sel kanker.
Nitrosamine terbentuk
saat daging asap atau ikan asin dimasak. Ketika itu, kandungan protein
dalam daging dan ikan membentuk bahan aktif nitrosamine yang sangat
berbahaya. Uap dari masakan tersebut terhirup oleh orang-orang yang
mengkonsumsinya dalam kondisi masih panas. Contoh makanan yang biasa
dikonsumsi dalam keadaan panas ialah Chinese food. Makanan jenis ini
sangat lezat dinikmati saat panas. Jika sudah dingin, makanan itu tak
terasa enak.
Maka, kita mesti
memperhatikan beragam hal yang berkaitan dengan ventilasi udara di dalam
rumah. Terkait ini, kita perlu mencermati data statistik yang
menunjukkan bahwa penduduk Eskimo yang rumahnya bulat tanpa jendela
lebih banyak terkena KNF ketimbang ras Kaukasus yang tinggal di rumah
berventilasi lapang dan sehat.
Sama halnya dengan
penduduk Indonesia dari suku Dayak di Pulau Kalimantan yang lebih banyak
mengidap KNF dibandingkan penduduk yang tinggal di kota-kota lain di
Pulau Kalimantan. Dengan sirkulasi udara yang tidak baik, virus EBV
berkembang biak dengan subur. Asap dari dapur juga akan terhirup oleh
seluruh penghuni rumah bila tidak ada cerobong asap atau cooker hood
yang membuang asap dapur keluar rumah. Asap lain di dalam rumah yang
cukup berbahaya, yakni asap obat anti nyamuk yang dipasang sepanjang
malam di dalam kamar, sehingga menyesakkan hidung.
Dari sejumlah
gambaran tersebut, kita bisa mengetahui fenomena yang terjadi di
Provinsi Sechuan, yang sangat popular dengan seni di bidang kuliner,
yaitu penduduk di sana lebih banyak terkena KNF ketimbang provinsi lain
di daratan Cina. Ditinjau dari aspek kesehatan, mengonsumsi makanan yang
diawetkan memang sangat tidak baik dan berisiko menimbulkan kanker,
misalnya daging asap, lidah asap, ikan asin, dan makanan dalam kaleng
yang diberi pengawet bahan kimia agar tahan lama.
Guna menghindari
risiko terkena KNF, hendaknya kita membeli sayur, buah, dan daging dalam
keadaan segar, misalnya di tempat petani atau pasar tradisional. Dan,
sebaiknya kita tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang telah
diawetkan.
Sejumlah faktor
lingkungan juga meningkatkan risiko terjadinya kanker. Di antaranya
ialah makanan yang dibakar tanpa menggunakan alas, sehingga ia langsung
terkena arang dan api yang menyebabkan kanker. Hal ini dikarenakan arang
mengandung zat karsinogen sebagai sel pemicu kanker.
Kanker Kandung Kemih
Pada
umumnya, kanker kandung kemih dikarenakan adanya faktor risiko dalam
lingkungan kerja, seperti efek penggunaan bahan pewarna, karet, bahan
kulit, tinta, atau cat. Faktor risiko lainnya berupa infeksi bakteri
yang sering kambuh atau kronis pada saluran kemih, yang disebabkan oleh
kebiasaan merokok. Kanker kandung kemih akan menyerang dua kali lebih
banyak pada perokok ketimbang bukan perokok.
Kanker kandung kemih
juga dipengaruhi oleh kebiasaan minum kopi. Kanker ini tumbuh dari
kelenjar prostat, kolon, dan rektum pada laki-laki. Sementara itu, pada
perempuan, kanker kandung kemih muncul dari tracts ginkologis bawah yang
dapat menggumpal menjadi penyakit di kandung kemih.
Gejala yang sering
timbul pada penderita kanker kandung kemih adalah ia sering mengeluhkan
adanya rasa tidak nyaman saat buang air kecil. Boleh jadi, inilah tanda
kanker kandung kemih. Sebagian besar orang didiagnosis terkena kanker
kandung kemih ketika usia mereka mencapai 60-an. Bahkan, kurang dari 1%,
orang-orang didiagnosis terkena kanker kandung kemih saat berusia di
bawah 40 tahun. terkait itu, kita perlu mengetahui bahwa kemungkinan untuk mengembangkan penyakit tersebut semakin meningkat seiring bertambahnya umur.
Pemeriksaan
diagnostik yang sering kali dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada tes
dini yang akurat untuk mendeteksi kanker kandung kemih. Meskipun begitu,
dapat dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengobatan meliputi kepastian invasi
tumor dalam kandung kemih, penyebaran penyakit, dan keadaan umum
penderita kanker.
Faktor-faktor
tersebut berperan penting dalam rencana perawatannya, karena kecepatan
kambuhnya tergolong tinggi. Oleh karena itu, kemoterapi intravesikal
atau immunoterapi sangat mungkin dianjurkan. Terapi laser juga termasuk
sebuah langkah terapi yang sangat mungkin diterapkan pada penderita
kanker kandung kemih.
Diagnosis keperawatan
yang bisa dikakukan antara lain mencegah iritasi kulit di daerah
sekitar kandung kemih, mengembangkan intervensi dini terhadap
kemungkinan komplikasi, antisipasi risiko infeksi R/T pembedahan untuk
mengeliminasi urine, menggunakan sabun berjenis antimicrobial untuk
mencuci tangan, serta meningkatkan aliran urine.
Gangguan air seni
saat terserang kanker kandung kemih yang dikarenakan penggunaan tembakau
atau rokok yang berlebihan merupakan risiko yang harus dihadapi oleh
penderita kanker. Ada empat tahapan kanker kandung kemih, yang
dipisahkan oleh seberapa jauh penyebaran kanker. Tahap 0 adalah tahap
yang paling rendah ketika invasi sel kanker. Tahap IV atau tahap
terakhir ialah tahap yang paling berat invasi selnya. Sedangkan tahap II
dan III merupakan tahapan yang menunjukkan seberapa jauh penyebaran
sel-sel kanker ke kandung kemih atau bagian tubuh lain dalam berbagai
tingkatan.
Langkah perawatan
paling konkret yang biasa dilakukan untuk menangani kanker kandung kemih
adalah kemoterapi atau radiasi terapi dengan operasi. Kombinasi
sejumlah terapi juga bisa digunakan untuk menangani kanker. Selain
terapi itu, hendaknya penderita kanker senantiasa mengonsumsi makanan
dan minuman bergizi.
Hasil penelitian yang
diterbitkan dalam jurnal Cancer Prevention Research dan American
Association for Cancer Research menerangkan bahwa selenium (jejak
mineral yang ditemukan pada padi-padian, kacang, dan daging) dapat
membantu mencegah kanker *• kandung kemih yang berisiko tinggi.
Para peneliti dari
Dartmouth Medical School, Amerika, membandingkan tingkat selenium pada
767 orang yang baru didiagnosis terserang kanker kandung kemih dengan
1.108 orang dari masyarakat umum. Berbagai temuan memperlihatkan
hubungan antara selenium dan kanker kandung kemih pada kalangan
perempuan, sebagian perokok, dan orang-orang yang dinyatakan positif
terkena kanker kandung kemih. Ternyata, hasil penelitian menunjukkan
bahwa tak ada hubungan berbalik antara selenium dan kanker kandung
kemih.
Walaupun demikian,
perlu diketahui bahwa perempuan (34%), perokok sedang (39%), serta
orang-orang yang dinyatakan positif terkena kanker kandung kemih (43%)
memperlihatkan pengurangan tingkat kanker kandung kemih dengan angka
selenium yang lebih tinggi. Oleh karena itu, sebaiknya para perempuan
mempertimbangkan hal ini guna mengurangi terjadi-nya risiko kanker
kandung kemih.
Kanker Kolon
Seperti halnya
deteksi dini pada kanker mulut rahim dengan menggunakan papsmear atau
kanker payudara memakai mamografi, maka terhadap kanker kolon pun bisa
dilakukan deteksi dini. Deteksi dini kanker kolon dianjurkan bagi orang
yang usianya 50 tahun. Adapun bagi orang yang memiliki riwayat keluarga
pernah terkena kanker ovarium, kolon, dan paru-paru, maka disarankan
agar melakukan deteksi dini sebelum berumur 50 tahun.
Kanker kolon dianggap
sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Oleh karena itu, masyarakat
dianjurkan agar melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah dalam
tinja dan kolonoskopi. Sebaiknya, deteksi dini dilakukan sejak usia 40
tahun bagi orang yang memiliki riwayat ketiga jenis kanker tersebut
dalam keluarganya. Apalagi bagi orang yang telah mengalami
gejala-gejala, seperti pendarahan saat buang air besar dan tertutupnya
jalan usus atau penyumbatan. Maka, deteksi dini sangatlah disarankan.
Beberapa prosedur deteksi dini kanker kolon melalui tahapan berikut:
Pertama, pemeriksaan
colok dubur oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun.
Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui adanya kelainan pada prostat.
Kedua, setelah pemeriksaan tersebut, dilakukan pemeriksaan
laboratorium, yaitu pemeriksaan darah samar (occult blood) secara
berkala untuk mengetahui ada atau tidaknya darah dalam tinja. Kemudian,
dilakukan pemeriksaan secara visual dengan endoskopi di kolon atau
kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus dianjurkan
segera dilakukan bagi orang yang mencapai usia 50 tahun.
Ketiga, melakukan
pemeriksaan kolonoskopi yang relatif aman, tetapi tidak menyenangkan.
Kolonoskopi bertujuan menemukan kanker kolorektal dan mengambil
jaringan yang akan diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan
ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk
pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut bisa melihat kondisi di sepanjang
usus besar, memotretnya, lalu melakukan biopsi bila tumor ditemukan.
Keempat, melakukan
pemeriksaan enema barium guna menunjang diagnosis kanker kolon. Pada
pemeriksaan itu, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar melalui
dubur, kemudian siluet bayangannya dipotret dengan alat rontgen. Jika
ditemukan tumor dalam pemeriksaan ini, maka dilanjutkan dengan
pemeriksaan kolonoskopi.
Kelima, menggunakan
kolonoskopi untuk mendeteksi kelainan berdasarkan gambaran makroskopik.
Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan
pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darah.
Dengan adanya deteksi dini semacam ini, maka diharapkan kanker kolon
dapat segera ditangani atau diterapi. Beberapa terapi, seperti
kemoterapi dan radiasi, bisa dilakukan untuk mengatasi kanker kolon.
Kanker Kulit
Kanker kulit adalah
suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit tak
terkendali, yang dapat merusak jaringan di sekitarnya dan menyebar ke
bagian tubuh yang lain. Pada umumnya, ada tiga jenis kanker kulit yang
diderita, yaitu karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS),
dan melanoma maligna (MM). Penjelasan selengkapnya adalah sebagai
berikut:
1. Karsinoma Sel Basal (KSB)
Karsinoma sel basal
merupakan jenis penyakit kanker kulit yang paling banyak diderita.
Kanker jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh
lain, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit di sekitarnya. warna kulit yang terang dan sering terkena cahaya matahari
diduga sebagai penyebab karsinoma sel berasal. Faktor lain yang menjadi
penyebab jenis kanker sel basal ialah sistem imun tubuh yang lemah,
luka bakar, dan sinar X-ray.
Bagian tubuh yang
terserang kanker sel basal antara lain wajah, leher, dan kulit kepala.
Adapun tanda-tanda kanker itu ialah benjolan yang agak berkilat,
benjolan berwarna kemerahan dengan ping-gir meninggi yang berwarna agak
kehitaman, serta kelainan yang berupa jaringan parut dan lecet/luka yang
tidak kunjung sembuh.
Metode tunggal untuk
memastikan adanya kanker sel basal adalah dokter melakukan pemeriksaan
klinis dan histopatologis dengan cara mengambil contoh bagian kulit yang
dianggap sebagai jaringan kanker, kemudian diteliti menggunakan
mikroskop. Apabila hasil diagnosis menunjukkan bahwa penderita mengalami
kanker kulit berjenis sel basal, maka tindakan yang dilakukan ialah
pembedahan atau pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplet
ataupun tindakan penyinaran, Sementara itu, metode lainnya yang kerap
dilakukan untuk menangani kanker sel basal antara lain bedah beku,
bedah listrik, laser, foto dinamik, serta penggunaan obat-obatan
tertentu, baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).
2. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Karsinoma sel
skuamosa adalah jenis penyakit kanker kulit yang lebih banyak diderita
laki-laki, terutama yang berusia lanjut (lansia). Kanker ini menunjukkan
adanya keganasan sel keratinosit epidermis. Kanker tersebut dapat
menyebar ke bagian tubuh lain, yang banyak diderita oleh orang-orang
yang tinggal di wilayah tropik.
Sebagaimana kanker
sel basal, kanker jenis ini diduga disebabkan oleh sinar matahari, imun
tubuh yang lemah, virus, bahan-bahan kimia, dan jaringan parut. Adapun
tanda dan gejalanya ialah adanya kelainan yang berupa benjolan atau luka
yang tidak kunjung sembuh. Untuk menangani kanker tersebut, dokter akan
mendiagnosis menggunakan metode yang sama dengan kanker sel basal.
Demikian halnya dengan terapi dan pengobatannya.
3. Melanoma Maligna (MM)
Melanoma maligna
adalah jenis penyakit kanker kulit yang paling ganas dan berpotensi
mematikan. Di Amerika, diperoleh data bahwa enam dari tujuh penderita
kanker jenis ini meninggal dunia. Dan, jumlah penderitanya pun semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Melanoma Maligna bisa berkembang dari
tahi lalat yang sudah ada ataupun yang baru muncul. Informasi ini sangat
penting bagi orang-orang yang memiliki tahi lalat, yang akhirnya
mengalami perubahan, baik warna, ukuran, maupun bentuknya. Terkadang,
tahi lalat terasa gatal. Bila digaruk, tahi lalat itu mengeluarkan
darah. Sel kanker tersebut tumbuh dari melanosit, yaitu sel kulit yang
berfungsi menghasilkan zat warna melanin.
Melanoma maligna
dicirikan dengan ABCD, yaitu A (asimetrik atau bentuknya tak beraturan),
B (border atau pinggirannya tidak rata), C (color atau warnanya
bervariasi dari satu area ke area lain. Jadi, warnanya bisa kecokelatan
atau hitam. Bahkan, dalam kasus tertentu, warnanya putih, merah, dan
biru), serta D (diameternya lebih besar dari 6 mm).
Diagnosis pada
melanoma maligna sama dengan KSB dan KSS. Untuk menangani kanker ini,
dilakukan tindakan biopsi dengan bantuan mikroskop. Melanoma Maligna
merupakan jenis kanker kulit paling ganas, yang dapat menyebar ke bagian
tubuh lain, seperti kelenjar limfa.
Tindakan yang mesti
dilakukan pada penderita melanoma maligna adalah pengangkatan secara
komplet jaringan kanker dengan cara pembedahan. Apabila kanker telah
menyebar, maka harus dilakukan operasi lanjutan untuk mengangkat
jaringan di sekitarnya. Jika sel kanker menyebar ke kelenjar limfa, maka
kelenjar itu mesti diangkat.
Kanker Mata
Kanker mata
(retinoblastoma) bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa. Di
Indonesia, hingga saat ini, jumlah anak yang menderita kanker mata
diperkirakan 9.000 anak. Penyebab kanker mata pada salah satu mata
(unilateral) atau kedua mata (bilateral) anak belum diketahui secara
pasti, sehingga pencegahannya pun menjadi sulit dilakukan. Kanker mata
tersebut diduga berhubungan dengan kelainan genetik. Ada masalah genetik
yang menyebabkan pertumbuhan sel yang seharusnya terkendali menjadi
tidak terkendali. Walaupun demikian, dampak penyakit itu bisa ditekan
dengan deteksi dini. Kanker mata yang ditemukan pada stadium awal dapat
disembuhkan. Bahkan, 90% kasus kanker mata yang terdeteksi dini dan
mendapatkan penanganan memadai mampu disembuhkan dengan maksimal.
Sesungguhnya, kondisi
mata bisa dipertahankan bila ukuran kanker mata masih di bawah 0,5 cm.
Kendati gejala spesifik penyakit kanker mata pada anak cukup sulit
dikenali, namun ada tanda-tanda umum yang mesti diwaspadai sebagai
gejala kanker mata.
Jenis kanker mata
pada anak sering ditandai dengan mata yang berwarna kemerahan,
peradangan, dan adanya bintik putih pada bagian mata yang berwarna
hitam. Jika kondisinya sudah parah, bintik putih tersebut akan membesar
dan memantulkan cahaya yang masuk ke mata seperti mata kucing, mata
juling, serta bola mata menonjol ke luar.
Bila gejala-gejala
itu ditemukan pada anak, sebaiknya orang tua segera membawanya ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan lainnya supaya dokter bisa membantu
memastikan ada atau tidaknya kanker pada mata anak. Jika ia didiagnosis
terserang kanker mata, maka ia harus mendapatkan perawatan dan
pengobatan sesuai jenis kanker dan stadiumnya. Bila dibiarkan begitu
saja atau tidak diobati secara tepat, maka tumor semakin berkembang dan
menyebar ke sumsum tulang dan otak. Tentunya, kondisi ini akan
membahayakan sang anak dan mengancam kehidupannya.
Kanker mata stadium
dini bisa diobati dengan cara pembedahan (operasi), yang bisa
dikombinasikan dengan konsumsi obat kimia (kemoterapi) dan penyinaran
beradiasi (radioterapi). Bila kanker mata sudah ditemukan dalam stadium
lanjut, maka operasi dengan mengangkat mata terpaksa harus dilakukan.
Setelah operasi, dipasang protese (mata palsu) agar anak tetap
berpenampilan baik dan menarik.
Deteksi dini penyakit
kanker mata dapat menyelamatkan anak dari keganasan penyakit yang
sering mengakibatkan kernatian. Hanya saja, sebagian besar kasus kanker
mata ditemukan pada stadium lanjut.
Masyarakat dan
petugas kesehatan di tingkat dasar belum punya pengetahuan memadai
tentang kanker mata, sehingga belum mengetahui cara mengenali
tanda-tanda kanker mata beserta cara penanganan-nya.
Sebenarnya, ada
banyak kontroversi mengenai penyebab kanker mata. Salah satunya ialah
handphone. Meskipun silang pendapat mengenai hubungan antara handphone
dan kanker otak masih terus berlanjut dan belum ada keputusan final,
kini para ilmuwan kembali menemukan fakta baru yang tak kalah menarik.
Peneliti dari Essen University di Jerman mengemukakan bahwa pemakai
handphone berpeluang 3,3 kali lebih banyak terserang kanker mata.
Penelitian yang
dipimpin oleh Dr. Andreas Stang dan Profesor Karl Heinz Hoeckel telah
berhasil me-wawancarai 118 pendents, uvea! melanoma, lalu
membandingkannya dengan para pemakai handphone. Agar hasil penelitiannya
semakin akurat, mereka juga mengadakan interview dengan 475 orang yang
tidak menderita kanker mata. Dari hasil penelitian, mereka menyimpulkan
bahwa peluang para pemakai handphone menderita kanker mata lebih besar
ketimbang orang yang tidak pernah memakai handphone.
Dalam laporan
penelitian tersebut, Dr. Stang menekankan bahwa hasil penelitian itu
bukanlah kesimpulan final, terutama yang terkait frekuensi tinggi dari
gelombang mikro pada handphone. Dalam penelitian sebelumnya, dijelaskan
bahwa sel-sel yang berada pada uveal, yaitu sel melanocyte yang berada
dekat retina, tumbuh cepat bila terkena radiasi frekuensi tinggi ini.
Oleh karena itu, Dr. Stang beserta timnya terus melakukan penyelidikan
tentang pengaruh frekuensi tinggi dari gelombang mikro pada handphone
terhadap pertumbuhan sel-sel kanker.
Kanker Otak
Jika ada seseorang
yang sering sakit kepala disertai muntah-muntah, maka ia harus
mewaspadainya. Boleh jadi, ia terkena penyakit tumor otak yang dapat
menyebabkan kanker otak. Ketika terkena kanker otak, sel-sel tubuh akan
tumbuh secara tidak normal. Penyakit tersebut memang tidak menimpa
banyak orang, tetapi dalam penyebarannya, kanker itu sangat menakutkan.
Dalam hal ini, ada
perbedaan antara tumor di otak dan tempat lainnya. Tumor otak dibatasi
tulang kepala, sehingga darah atau tumor akan menekan jaringan otak.
Proses penekanan di otak itulah yang menyebabkan seseorang menderita
sakit kepala dan muntah-muntah, padahal tanpa penyebab apa pun.
Biasanya, munculnya tumor tersebut dikarenakan adanya kelainan genetik,
bawaan sejak lahir, virus, maupun faktor lain. Gejala dari penyakit ini
tergantung pada letak tumor.
Gejala umum kanker
otak ialah sakit kepala dan muntah-muntah. Kemudian, jika sudah
menyerang daerah motorik tertentu, ada gejala kelemahan anggota badan
dan kelumpuhan, penurunan penglihatan atau kebutaan, hilangnya
keseimbangan, kesemutan, gang-guan penciuman, gangguan bicara bila
menyerang area pusat bicara, serta turunnya kesadaran saat mengenai
batang otak.
Berdasarkan jenisnya,
penyakit kanker otak dibedakan menjadi dua. Pertama, kanker otak jinak,
seperti meningioma, cavernous angioma, astrocytoma tingkat rendah,
adenoma hipofise, acmtic neurinoma. Kedua, kanker otak ganas, misalnya
glioblastoma. Penyakit kanker otak ini memang sangat identik dengan
tumor ganas.
Sementara itu,
berdasarkan daerah asal tumbuh-nya, kanker otak atau tumor otak
dibedakan menjadi dua, yaitu tumor supratentorial (tumor berada di atas
tentorium atau pada otak besar), dan tumor infratentorial (tumor ada di
bawah tentorium, tepatnya di otak kecil dan batang otak).
Menurut Alfred,
seorang dokter sekaligus pengarang buku berjudul Stroke ??? You Must
Know Before You Get It!!!, penyakit tumor otak dapat disembuhkan,
asalkan dioperasi dengan mengambil semua jaringan tumor, kecuali tumor
yang ganas. Meskipun telah diambil seluruhnya, tumor yang ganas bisa
tumbuh kembali.
Sebenarnya, sejumlah
teknik operasi dapat dilakukan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Di
antaranya ialah operasi dengan bedah microsurgery atau endoscopic
surgery, radiotherapy sinar-X atau sinar gamma, gamma knife,
chemotherapy, serta immunotherapy.
Adapun seorang dokter
spesialis kejiwaan, dr. Andri, Sp.KJ. berpendapat bahwa penderita
kanker otak bisa mengalami depresi, delirium, demensia, ataupun kejang.
Kanker otak termasuk salah satu kanker yang paling ditakuti. Kanker atau
tumor otak dapat menyerang semua bagian otak. Biasanya, yang sering
terjadi adalah perubahan daya intelektual pada penderita kanker otak.
Hanya saja, perubahan daya intelektualnya tergantung pada letak kanker.
Jika kanker ada di
daerah frontal atau bagian depan otak, sumber fungsi intelektual dan
perasaan, maka penderita bisa mengalami gangguan fungsi intelektual,
termasuk daya ingat. Bila kondisinya seperti itu, hendaknya dilakukan
pengobatan primer terhadap kanker tersebut.
Penyebab utama kanker
otak dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor intrinsik (dari dalam
otak) dan faktor extrinsic (dari luar otak). Faktor intrinsik antara
lain genetik (keturunan). Apabila ada garis keturunan yang menderita
kanker otak, maka kita harus berhati-hati dan senantiasa menjaga
kesehatan. Selain genetik, faktor intrinsik juga berupa riwayat trauma
atau benturan. Kita mesti mewaspadai benturan di kepala, walaupun hanya
cedera kepala ringan. Sebab, benturan ini bisa menyebabkan tumbuhnya
jaringan abnormal di otak.
Faktor extrinsic
dapat berupa pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok, makanan
kurang serat, dan lain sebagainya. Faktor ekstrinsik lainnya, yaitu
karsinogenik (misalnya minyak goreng yang dipakai berulang-ulang, serta
bahan kimia yang terhirup atau tercampur dalam makanan), dan radiasi
bahan-bahan kimia yang turut memicu tumbuhnya sel kanker.
Kanker otak merupakan
jenis penyakit berbahaya yang mematikan. Selain mematikan,
pengobatannya pun membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk menghindari
penyakit tersebut, kita perlu mencermati beberapa langkah guna
mencegahnya. Pertama, jika kita mengalami gejala-gejala awal (ringan)
yang bersifat umum, misalnya sakit kepala yang tidak kun-jung sembuh,
muntah-muntah tanpa sebab, penurunan penglihatan yang tidak dapat
diatasi dengan kacamata, kelemahan anggota gerak secara bertahap,
berjalan limbung, serta gejala layaknya vertigo atau sempoyongan, maka
kita mesti segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter.
Kedua, kita
berupaya agar tidak mengalami stres berat dalam waktu lama. Kita harus
meluangkan waktu untuk beristirahat untuk mengurangi dan menghilangkan
stres. Ketiga, membatasi radiasi secara langsung yang terlalu berlebihan
pada tubuh. Keempat, menerapkan pola makan sehat dengan gizi yang
seimbang, misalnya memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayur, dan
biji-bijian, serta menjauhkan diri dari konsumsi lemak berlebihan.
Kelima, mengurangi
konsumsi makanan yang dimasak dengan cara diasap, dibakar, serta
diawetkan dengan nitrit dan zat-zat kimiawi buatan lainnya.| Keenam,
berhenti mengonsumsi alkohol dan rokok. Ketujuh, melakukan pemeriksaan
kesehatan secara teratur, apalagi jika kita mempunyai riwayat keluarga
penderita kanker otak.
Kedelapan, tidak
mengonsumsi obat-obatan tertentu sebelum mendapatkan resep dari dokter.
Kesalahan penggunaan obat dapat merangsang perkembangan sel kanker.
Kesembilan, berolahraga secara teratur dengan porsi yang cukup.
Kesepuluh, membiasakan gaya hidup sehat.
Selain upaya
pencegahan tersebut, kita juga perlu mencermati beragam gejala spesifik
kanker otak. Di antaranya ialah perubahan perilaku dan kepribadian,
penurunan kemampuan dalam menilai sesuatu, penurunan daya penciuman dan
daya ingat, kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh, penurunan fungsi
mental/ kognitif, berkurangnya daya penglihatan dan radang saraf mata,
penurunan kemampuan bicara, tidak bisa menulis dan mengenali seseorang,
terlalu sering mengalami kejang, disorientasi ruang, kehilangan
penglihatan pada salah satu atau kedua belah mata, terjadinya gangguan
dalam berjalan dan pendengaran, sulit berbicara dan menelan sesuatu,
sering mengantuk, kelemahan saraf pada salah satu sisi wajah dan tubuh,
gerakan tubuh tak terkontrol, kelopak mata menutup dan juling,
inkontinensi (tidak mampu mengontrol buang air kecil/besar), berhenti
menstruasi dan memproduksi air susu, impotensi, adanya gangguan
perkembangan seksual pada anak-anak, kerdil, leher kaku, serta kepala
miring.
Walaupun mengalami
salah satu atau beberapa gejala tersebut, kita belum tentu mengidap
tumor atau kanker otak. Untuk memastikannya, dokter spesialis (bedah)
saraf harus melakukan pemeriksaan secara langsung, serta pemeriksaan
lanjutan, seperti CT-scan, } angiogram, myelogram, spinal tap, serta biopsi.
Kanker Paru-paru
Tentunya, tidak ada
seorang pun di dunia Ini yang menginginkan dirinya atau keluarganya
terkena kanker paru-paru. Jikalau ada anggota keluarga mengidap kanker
paru-paru, bukan berarti vonis kematian langsung diberikan kepadanya.
Atau, ia harus pasrah terhadap nasib dan menunggu kematian.
Kanker paru-paru
adalah tumor yang tumbuh di paru-paru. Walaupun penyebabnya ialah
sebagian besar sel di dalam paru-paru, tetapi bisa dikarenakan kanker di
bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Penyebab utama 90%
kanker paru-paru pada laki-laki dan 70% pada perempuan adalah merokok,
meskipun dapat disebabkan oleh polusi ataupun makanan.
Dahulu, kita mengenal
kemoterapi sebagai pengobatan untuk kanker paru-paru, yaitu penderita
diberi suntikan yang berisi obat antikanker yang mengandung bahan aktif,
seperti taxane, cisplatin, carboplatin, dan lain sebagainya. Obat ini
bekerja dengan cara membunuh sel-sel kanker. Akan tetapi, bagi penderita
yang tidak kuat akan mengalami efek samping, misalnya mual, muntah, dan
rambut rontok. Kondisi seperti itu semakin menurunkan kualitas
hidupnya.
Sayangnya, tidak
hanya sel kanker yang mati, namun sel-sel sehat juga turut mati. Namun,
seiring kemajuan dalam dunia medis, maka penderita kanker paru-paru
memiliki pilihan berobat lain selain kemoterapi dan operasi. Pengobatan
tersebut dikenal istilah targeted therapy (terapi target).
Kini, sudah ditemukan
obat baru berbahan aktif gefitinib. Gefitinib telah menjadi pilihan
terbaik di banyak negara untuk pengobatan kanker paru-paru. Obat itu
diproduksi oleh perusahaan farmasi kelas dunia, yakni Astra Zeneca.
Penggunaan obat ini dapat menghambat pertumbuhan sel tumor dan pembuluh
darah pada sel kanker, sehingga mencegah penyebaran sel tumor sekaligus
meningkatkan kematian sel kanker.
Targeted therapy sudah
terbukti bermanfaat ter-hadap kasus kanker stadium lanjut. Penelitian
IDEAL (Iressa Dose Evaluation in Advance Lung Cancer) pernah dilakukan
dengan memberi dosis 250 dan 500 gram per hari. Hasilnya menggembirakan,
yakni ada perbaikan radiologik dan klinik, sehingga terjadi peningkatan
angka harapan hidup berkisar 7-7,6 bulan.
Menurut hasil studi
klinis ISEL (Iressa Survival Evaluation in Lung Cancer), ada peningkatan
yang sangat signifikan, terutama pada penderita kanker paru-paru dari
etnis Asia. Peningkatan kualitas hidup penderita mencapai 40% ketimbang
penggunaan placebo yang hanya kurang dari 20%. Obat iressa yang
berbentuk tablet 250 mg diberikan kepada penderita kanker paru-paru
stadium lanjut atau stadium III dan IV Obat iressa memiliki efek toksin
relatif ringan dibandingkan kemoterapi konvensional. Obat tersebut juga
bisa mengurangi efek samping, seperti gatal-gatal, diare, dan mual. Efek
samping itu muncul saat penderita mengonsumsi obat iressa pada minggu
kedua atau ketiga. Akan tetapi, efek ini malah menandakan bahwa obat
iressa sudah bekerja dalam tubuhnya.
Paru-paru termasuk
organ dalam sistem pernapasan, yang berfungsi menukar oksigen dalam
sistem karbon dioksida dari darah dengan bantuan hemoglobin. Proses ini
dikenal sebagai respirasi atau pernapasan. Paru-paru terletak di dalam
rongga dada, dilindungi oleh struktur bertulang selangka, dan diselaput
dinding sebagai pleural yang berisi cairan pleural.
Lebih dari 90%
penyakit paru-paru berawal dari bronkitis atau saluran udara yang masuk
ke paru-paru. Kanker ini disebut karsinoma sel skuamosa. Kanker tersebut
merupakan pertumbuhan tunggal. Tetapi, sering kali menyerang lebih dari
satu daerah di paru-paru. Namun, tidak semua kanker atau tumor dapat
dideteksi. Ada beberapa kanker paru-paru yang lebih jarang terjadi,
yakni adenoma (kanker jinak) dan sarkoma (kanker ganas). Hanya sebagian
kecil kanker paru-paru atau kurang lebih sekitar 10—15% yang menyerang
laki-laki dan 5% menyerang perempuan.
Gejala-gejala paling
umum yang ditemui pada penderita kanker paru-paru antara lain batuk
terus-menerus dan semakin parah, dahak berdarah dan berubah warna, napas
terasa sesak, sakit kepala, rasa nyeri atau retak tulang dengan sebab
yang tidak jelas, kelelahan kronis, kehilangan selera makan atau
turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas, suara serak/parau, serta
pembengkakan di wajah atau leher.
Biasanya,
gejala-gejala tersebut baru timbul ketika kanker sudah menginjak stadium
akhir, yang berarti bahwa perokok tidak akan sadar bahwa ia terkena
kanker sejak usia muda. Gejala kanker paru-paru yang sering terjadi di
kalangan masyarakat berupa batuk-batuk yang lama pada orang yang
merokok, kesulitan bernapas, suara yang berubah dari biasanya, dan batuk
lebih dari dua minggu pada orang yang tidak merokok. Masa orang terkena
kanker paru-paru sekitar 10—15 tahun. Jika seseorang sudah merokok
sejak berusia 15 tahun, maka kemungkinan ia menderita kanker paru-paru
saat berusia 35 atau 40 tahun.
Diagnosis kanker
paru-paru dibuat berdasarkan jenis tipe sel dan beragam tanda. Salah
satu cara yang digunakan adalah mengonsumsi antioksidan (senyawa yang
dapat menetralkan radikal bebas dengan jalan melindungi sel-sel tubuh,
khususnya paru-paru). Tetapi, cara ini merupakan jalan terakhir dan
bukan pengobatan yang 100% menghambat atau mencegah penyakit kanker.
Cara tersebut hanya untuk mengurangi risiko kanker paru-paru.
Ada
beberapa antioksidan yang dapat dikonsumsi, yaitu vitamin A, C, dan E
dalam bentuk food suplemen. Antioksidan itu mampu melindungi paru-paru
dari oksidasi dan kerusakan fraktur. Sementara itu, jenis-jenis makanan,
seperti kedelai, tahu, tempe, dan oncom yang mengandung senyawa
genistein juga termasuk antioksidan dan antitumor kuat yang bisa
menstimulasi sistem imun. Mekanisme kerjanya adalah menstimulasi
pulihnya sel-sel tumor menjadi sel normal, terutama pada kanker
paru-paru. Teh hijau yang mengandung bioflavonoid epigallo catechin
gallat juga sebagai antioksidan terkuat yang aktivitasnya 10 kali lebih
kuat daripada vitamin C.
Adapun jenis-jenis
pengobatan terhadap kanker paru-paru ialah operasi, kemoterapi, dan
radiasi. Jenis pengobatan ini disesuaikan tingkat perluasan atau
penyebaran kanker saat didiagnosis, serta keseluruhan kondisi kesehatan
penderita. Operasi merupakan tindakan pengobatan utama pada tahap awal
kanker. Penderita yang tidak dapat menjalani operasi bisa beralih ke
radioterapi.
Tingkat kesembuhan
kanker paru-paru masih sangat besar bila berada pada tahap awal.
Sayangnya, kanker paru-paru sangat jarang terdeteksi pada tahap ini.
Jika sel kanker sudah menyebar ke daerah lain, maka pilihan
pengobatannya adalah kemoterapi dan radioterapi.
Pada umumnya,
gejala-gejala pada kanker paru-paru tidak terlalu kentara, sehingga
kebanyakan penderita kanker paru-paru mencari bantuan medis setelah
berada pada stadium lanjut. Kasus-kasus stadium dini/awal sering
ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin.
Ditinjau dari tingkat
penyebarannya, baik di jaringan paru-paru dan organ tubuh lainnya,
kanker paru-paru dibedakan menjadi dua. Pertama, kanker paru-paru primer
yang memiliki dua tipe utama, yaitu small cell lung cancer (SCLC) dan
nonsmall cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sel yang
kecil-kecil (banyak) yang mempunyai daya pertumbuhan sangat cepat.
Biasanya, sel-sel ini dinamakan oat cell carcinomas (karsinoma sel
gandum). Tipe tersebut sangat erat kaitannya dengan perokok.
Penanganannya bisa melalui tindakan chemotherapy dan radiation therapy.
Sementara itu, NSCLC ialah pertumbuhan sel tunggal, tetapi sering kali
menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya, adenoma,
hamartoma kondromatous, dan sarkoma.
Kedua, kanker
paru-paru sekunder sebagai dam-pak penyebaran kanker dari bagian organ
tubuh lain. Kanker jenis ini yang sering kali ditemui adalah kanker
payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem
limpa, atau letak organ yang berdekatan. Beberapa prosedur yang dapat
mempermudah diagnosis kanker paru-paru antara lain foto X-ray, CT-scan,
toraks, biopsi jarum halus, bronkoskopi, dan USG abdomen.
Pengobatan kanker
paru-paru bisa dilakukan dengan beragam cara, yakni pembedahan dengan
membuang satu bagian dari paru-paru (misalnya kelenjar getah bening yang
terkena kanker), radioterapi atau radiasi menggunakan sinar-X
berintensitas tinggi untuk membunuh sel kanker), serta kemoterapi.
Kanker Payudara
Kanker payudara
merujuk pada tumor ganas yang berkembang dari sel-sel dalam payudara.
Pada umum-nya, payudara terdiri dari dua tipe jaringan, yakni jaringan
kelenjar (glandular) dan jaringan penopang (stromal). Jaringan kelenjar
mencakup kelenjar susu (lobules) dan saluran susu (the milk passage dan
milk duct). sementara itu, jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan
jaringan serat konektif. Payudara juga oleh jaringan lymphatic, yaitu
jaringan yang berisi sistem kekebalan yang bertugas mengeluarkan cairan
dan kotoran.
Kanker payudara
adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol lantaran perubahan
abnormal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan
sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan
oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk
mempertahankan fungsi payudara. Pada kasus kanker payudara, gen yang
bertanggung jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi
itulah yang disebut kanker payudara.
Gejala klinis kanker
payudara bisa berupa ada-nya benjolan pada payudara yang tidak terasa
nyeri. Semula, benjolan itu kecil. Lama-kelamaan, benjolan ini semakin
besar, lalu melekat pada kulit, sehingga menimbulkan perubahan pada
kulit payudara dan puting payudara. Itulah yang membuat puting payudara
tertarik ke dalam (retraksi), serta berwarna merah muda atau
kecokelatan sampai menjadi oedema, sehingga terlihat seperti kulit
jeruk, mengerut, atau timbul borok pada payudara. Semakin lama, borok
membesar dan mendalam. Inilah yang akan menghancurkan seluruh payudara.
Dalam banyak kasus,
gejala kanker payudara menunjukkan suatu benjolan pada payudara yang
dapat diraba dengan tangan. Semakin lama, benjolan ini semakin mengeras
dan bentuknya tidak beraturan. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap
bentuk, ukuran, atau berat payudara. Selain itu, gejala lainnya ialah
timbul benjolan kecil di bawah ketiak. Dan, gejala yang paling parah
adalah keluarnya darah, nanah, atau cairan encer dari puting payudara.
Kulit payudara pun bisa mengerut seperti kulit jeruk, serta bentuk dan
arah puting pun dapat berubah, misalnya puting payudara tertekan ke
dalam.
Menurut data The
American Cancer Society (2008), diketahui bahwa sekitar 178.000
perempuan Amerika didiagnosis terkena kanker payudara setiap tahun.
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian perempuan berusia
40—55 tahun, serta penyebab terbesar kedua kematian perempuan setelah
kanker paru-paru. Nah, pada tahun 2008, tingkat kematian lantaran kanker
payudara telah menurun dengan dikembangkan dan disosialisasikannya
program deteksi awal, serta semakin efektifnya penanganan kanker
payudara.
Sekitar 60%, kanker
payudara terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun. Berdasarkan
sifat serangannya, kanker payudara dibedakan menjadi dua. Pertama,
kanker payudara invasif. Pada jenis kanker ini, sel kankernya merusak
saluran dan dinding kelenjar susu, serta menyerang lemak dan jaringan
konektif payudara di sekitarnya. Kanker tersebut bersifat invasif
(menyerang) tanpa menyebar (metastatik) ke simpul limfa ataupun organ
lain dalam tubuh.
Kedua, kanker
payudara noninvasif. Pada jenis kanker itu, sel kanker terkunci dalam
saluran susu, serta tidak menyerang lemak dan jaringan konektif payudara
di sekitarnya. Ductalcarcinoma in situ (DCIS) termasuk salah satu
bentuk kanker payudara noninvasif yang paling sering terjadi (90%).
Sedangkan tabular carcinoma in situ (LCIS) adalah bentuk kanker payudara
yang jarang terjadi. Meskipun begitu, kanker ini perlu diwaspadai
lantaran merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara.
Pada dasarnya, ada
dua tingkat kanker payudara, yaitu kanker payudara yang sering terjadi
dan jarang terjadi. Adapun berbagai jenis kanker payudara yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:
1. Lobular Carcinoma in Situ (LCIS)
Istilah in situ
merujuk pada kanker yang tidak menyebar. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah
sel ter-lihat jelas dan berada di dalam kelenjar susu (lobules).
Kebanyakan dokter tidak mengklasifikasikan LCIS sebagai kanker payudara
dan sering menganjurkan kepada penderita agar melakukan biopsi payudara
saat investigasi medis.
Pasien LCIS dimonitor
secara ketat setiap empat bulan sekali oleh dokter dengan melakukan uji
klinis payudara dan mamogram setiap tahun. Pencegahan lain yang mungkin
dilakukan ialah memberikan obat-obat tertentu, misalnya tamoxifen atau
prophylactic mastectomy. Hal ini dilakukan sebagai usaha preventif.
2. Ductal Carcinoma in Situ (DCIS)
DCIS merupakan tipe
kanker payudara noninvasif yang sering terjadi. DCIS terdeteksi pada
mamogram sebagai microcalcifications (tumpukan kalsium dalam jumlah
kecil). Dengan deteksi dini, rata-rata tingkat bertahan hidup penderita
DCIS mencapai 100%, asalkan kanker tersebut tidak menyebar dari saluran
susu ke jaringan lemak payudara ataupun bagian lainnya. DCIS memiliki
tipe ductal comedocarcinoma yang merujuk pada DCIS dengan necrosis (area
sel kanker yang mati atau mengalami degenerasi).
3. Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)
ILC mulai terjadi di
dalam kelenjar susu (lobules') pada payudara, tetapi sering menyebar
(metastatizes) ke bagian tubuh yang lain. ILC terjadi 10—15% dari
seluruh kejadian kanker payudara.
4. Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)
IDC dikenal sebagai
invasive ductal carcinoma. IDC terjadi di dalam saluran susu pada
payudara, lalu menjebol dinding saluran dan menyerang jaringan lemak
payudara. IDC mungkin terjadi di bagian tubuh yang lain. IDC merupakan
tipe kanker payudara yang paling umum terjadi, yakni sekitar 80% dari
seluruh diagnosis kanker payudara.
Selain beragam jenis
kanker payudara yang sering terjadi, ada pula kanker payudara yang
jarang terjadi. Adapun berbagai jenis kanker payudara yang jarang
terjadi adalah sebagai berikut:
1. Medullary Carcinoma
Medullary carcinoma adalah
jenis kanker payudara invasif yang membentuk satu batas yang tidak
lazim antara jaringan tumor dan jaringan normal. Medullary carcinoma
hanya terjadi sekitar 5% dari seluruh kejadian kanker payudara.
2. Mutinous Carcinoma
Mutinous carcinoma ialah
jenis kanker payudara yang jarang terjadi, yang terbentuk oleh sel
kanker yang memproduksi mucm (lendir). Perempuan yang terkena kanker ini
memiliki tingkat bertahan hidup yang cukup baik ketimbang perempuan
berjenis kanker invasif yang umum terjadi.
3. Tubular Carcinoma
Tubular carcinoma adalah tipe khusus dari kanker payudara invasif. Perempuan yang terkena tubular carcinoma memiliki harapan kesembuhan cukup baik. Jenis kanker ini terjadi sekitar 2% dari keseluruhan diagnosis kanker payudara.
4. Inflammatory Breast Cancer
Inflammatory Breast Cancer ialah
kondisi payudara yang terlihat meradang (merah dan hangat) dengan
cekungan dan pinggiran tebal yang disebabkan oleh sel kanker yang
menyumbat pembuluh limfa ku-lit pembungkus payudara. Kanker payudara
jenis inflammatoty memang jarang terjadi (sekitar 1%). Tetapi, jika
terjadi, maka perkembangan tumbuhnya bisa cepat.
5. Paget's Disease of the Nipple.
Paget's disease of the nipple adalah
jenis kanker payudara yang berawal dari saluran susu, lalu menyebar ke
kulit areola dan putting payudara. Terjadinya jenis kanker ini hanya
sekitar 1%. Saat terkena kanker itu, kulit payudara akan pecah-pecah,
memerah, timbul borok, dan mengeluarkan cairan. Perempuan yang mengalami
kanker jenis tersebut memiliki tingkat kesembuhan lebih baik jika tidak
disertai munculnya benjolan.
6. Phylloides Tumor
Phylloides tumor atau
phyllodes adalah jenis kanker payudara yang bisa bersifat jinak ataupun
ganas. Tumor phylloides berkembang di dalam jaringan konektif payudara,
yang dapat ditangani dengan operas! pengangkatan. Tumor payudara ini
sangat jarang terjadi. Terkait itu, kita perlu mengetahui bahwa kurang
dari sepuluh perempuan di Amerika meninggal karena kanker payudara jenis
tersebut.
Pengobatan kanker
payudara tergantung pada stadium kliniknya. Salah satu pengobatan kanker
payudara ialah mastektomi, yaitu operasi pengangkatan payudara.
Sebenarnya, ada tiga jenis mastektomi. Pertama, modified radical
mastectomy, yakni operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan
payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan
di sekitar ketiak. Kedua, total (simple) mastectomy, yaitu operasi
pengangkatan seluruh payudara, tetapi bukan kelenjar di ketiak. Ketiga,
radical mastectomy, yakni operasi pengangkatan sebagian payudara.
Biasanya, radical mastectomy juga disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan
jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi
ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Pada umumnya,
lumpectomy direkomendasikan kepada penderita yang besar tumornya kurang
dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
Selain mastektomi,
kanker payudara juga bisa ditangani dengan penyinaran/radiasi, yaitu
proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker meng-gunakan sinar-X
dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa
dalam payudara setelah operasi. Efek penyinaran antara lain tubuh
menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara
menjadi hitam, serta faktor hemoglobin dan leukosit cenderung menurun
sebagai akibat radiasi.
Strategi pencegahan
kanker payudara bisa meng-gunakan pencegahan primer dengan cara
menghindar-kan diri dari berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola
hidup sehat. Selain itu, kita juga dapat menerapkan pencegahan sekunder.
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap perempuan yang berisiko terkena
kanker payudara.
Pencegahan sekunder
dilakukan dengan cara me-lakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi
dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim
memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara. Oleh karena
itu, skrining dengan mammografi tetap dilaksanakan dengan pertimbangan
bahwa perempuan yang sudah mencapai usia 40 tahun melakukan cancer risk
assessement survey. Kematian yang dikarenakan kanker payudara lebih
banyak dialami oleh perempuan yang tidak memeriksa payudaranya sendiri.
Sesungguhnya, ada
pula bentuk pencegahan tersier yang diarahkan pada perempuan yang telah
positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat bagi penderita
kanker payudara sesuai stadiumnya mampu mengurangi kecacatan dan
memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tersier ber-peran
penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, serta mencegah
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat
berupa operasi. Bila kanker telah jauh berkembang, maka dilakukan
tindakan kemoterapi. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan
hanya berupa simptomatik dan dianjurkan mencari pengobatan alternatif.
Pada dasarnya, kita
bisa mencegah terjadinya kanker payudara dengan beragam cara. Pertama,
menghindari penggunaan bra yang terlalu ketat dalam waktu lama. Kedua,
menghindari kebiasaan merokok dan minum alkohol. Ketiga, memeriksa
payudara sendiri setiap bulan. Keempat, menghindari terkena sinar-X atau
jenis-jenis radiasi lainnya.
Kelima, menjaga
kesehatan dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya,
kita sering mengonsumsi kedelai beserta produk olahannya, seperti tahu,
tempe, dan susu kedelai. Sebab, kedelai mengandung phytoestrogen, yaitu
genistein yang berfungsi mengurangi risiko terjadinya kanker payudara.
Keenam, berolahraga
secara teratur. Ketujuh, mengurangi dan menghindari konsumsi makanan
berlemak tinggi. Kedelapan, mengatasi stres dengan relaksasi atau
meditasi. Kesembilan, mengonsumsi kunyit putih (temu mangga) kurang
lebih dua ruas jari setiap hari.
Penderita kanker
payudara akan mengalami rasa nyeri yang luar biasa dan berkepanjangan.
Penanganan rasa nyeri tersebut bukanlah hal mudah. Berdasarkan hasil
pengamatan, diketahui bahwa kesulitan penanganan rasa nyeri dikarenakan
faktor subjektif dan psikologis. Sebenarnya, sebagian obat bisa
digunakan untuk menanggulangi rasa nyeri, tetapi menyebabkan
ketergantungan terhadap obat itu dan memicu timbulnya penyakit lain.
Dalam studi
kedokteran, diterangkan bahwa perempuan yang paling berisiko terserang
penyakit kanker payudara, yakni perempuan yang memiliki anggota keluarga
yang menderita kanker payudara, mengalami haid pertama saat masih muda
atau ter-lambat menopause, tidak pernah menyusui anak, terlalu gemuk,
tidak pernah melahirkan anak, pernah memperoleh terapi hormon, serta
telah mendapatkan radiasi pada payudara.
Kanker payudara
mempunyai tingkatan tertentu. Hal ini bisa terlihat dari adanya
tingkatan yang disebut stadium dini (0, 1, dan 2), serta stadium lanjut
(3 dan 4). Stadium 0 berarti sel kanker ada pada lapisan kelenjar susu
atau saluran susu, tetapi belum menyebar ke jaringan lemak sekitarnya.
Pada stadium 1 dan 2, kanker telah menyebar dari kelenjar susu atau
saluran susu ke jaringan terdekat di sekitarnya. Pada stadium 2,
terkadang kanker sudah mulai mengganggu kelenjar getah bening.
Pada stadium 3,
kanker payudara berada dalam stadium lanjut lokal. Saat itu, garis
tengah tumor lebih dari dua inci dan sering kali menyebar ke kelenjar
getah bening dekat payudara. Pada stadium 4, kanker telah bermetastasis.
Artinya, kanker menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening di
sekitar ketiak menuju bagian lain, seperti tulang, hati, paru-paru, dan
otak. Kanker payudara dapat membengkak dan pecah. Jika kondisinya
seperti itu, maka akan tercium bau busuk dan anyir dari payudara. Saat
ini, penderita kanker payudara juga bisa mengalami sesak napas, karena
kanker tersebut menekan paru-paru.
Apabila kanker
payudara sampai stadium tersebut, maka penderita harus memperhatikan
sejumlah larangan atau pantangan. Jika seorang perempuan sudah terserang
kanker payudara, maka ia harus menghindari atau mengurangi asupan
beberapa jenis makanan. Sebab, makanan atau minuman tertentu dapat
memacu pertumbuhan sel abnormal, termasuk kanker payudara. Bahkan, ada
beberapa makanan dan yang mengandung zat tumbuh. Jika zat ini
dikonsumsi, maka akan merangsang pembesaran kanker. Ada pula yang
mengandung karsinogenik sebagai pemicu kanker lantaran proses
pengawetan. Dan, ada juga makanan yang dapat mengurangi efek kerja obat
dalam tubuh bila dikonsumsi.
Beberapa makanan dan
minuman yang sebaiknya tidak dikonsumsi guna mencegah kanker payudara,
yaitu taoge, vetsin, tape, es, cabai, garam, kelengkeng, alkohol, nanas,
sawi putih, daging merah, rokok, nangka, durian, soft drink, kangkung,
dan ikan asin.
Ada
pula berbagai bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi secara rutin
sebagai antisipasi melawan kanker payudara supaya tidak bertambah akut.
Kita bisa mengonsumsi sejenis bahan ataupun campuran dari beberapa
bahan. Jika kita sedang terserang kanker payudara, maka kita dianjurkan
untuk meminum jus dari bahan-bahan ini. Kita harus meminumnya segelas
dua kali sehari.
Sebaiknya, kita
mengonsumsi jus yang terbuat dari bahan-bahan, seperti wortel, lobak,
pisang raja, belimbing manis, seledri, brokoli, kubis, apel, dan bawang
putih. Selain jus tersebut, kita juga bisa minum susu kedelai setengah
gelas dua kali sehari. Atau, kita mengonsumsi 100 gram tempe setiap
hari.
Kita pun dapat
mengonsumsi aneka sayuran hijau pencegah kanker. Di antaranya ialah
buncis, daun singkong, kacang panjang, dan daun pepaya. Sebagai
pendekatan pengobatan alternatif kanker payudara, kita bisa membuat
ramuan rebusan sambil oto, kunyit putih, rumput mutiara, dan keladi
tikus, yang diminum pada pagi, siang, dan sore hari. Jika ramuan ini
diminum selama 12 hari, maka rasa nyeri berangsur hilang dan benjolan
pun menghilang. Kondisi payudara kembali seperti semula tanpa rasa
sakit. Dengan minum ramuan itu, kanker payudara berpeluang benar-benar
sembuh.
Lemak jenuh yang
terkandung dalam sebagian besar makanan dianggap berkaitan erat dengan
kanker payudara. Namun, sejumlah penelitian lainnya menyatakan hasil
yang bertentangan dengan pernyataan tersebut. Sementara itu, sebagian
peneliti menganjurkan pola makan dengan kombinasi gizi yang seimbang.
Sebuah penelitian membandingkan pola makan 3.600 perempuan yang
menderita kanker payudara dan indung telur dengan 3.413 perempuan yang
sehat. Hasil penelitian menunjukkan empat kelompok pola makan.
Pertama, kelompok
penganut pola protein hewani, yaitu mengonsumsi daging merah dalam
jumlah banyak, lemak jenuh, zink, kalsium, dan sejumlah makanan bergizi
lainnya.
Kedua, kelompok yang
memiliki pola makan vitamin dan serat dengan kandungan tinggi>
vitamin C, betakaroten, dan gizi lainnya yang ditemukan dalam
buah-buahan dan sayur-sayuran.
Ketiga, kelompok
penganut pola makan lemak tak jenuh yang berisi kandungan tinggi dari
minyak sayur dan minyak ikan, serta vitamin E. Keempat, kelompok yang
mempunyai pola makan karbohidrat, protein nabati, dan sodium dengan
kandungan yang tinggi.
Dari keseluruhan
hasil penelitian ditemukan bahwa kelompok yang memiliki pola makan
vitamin dan serat dengan kandungan tinggi adalah kelompok yang berisiko
rendah terkena kanker indung telur ketimbang kelompok dengan pola makan
rendah vitamin dan serat. Kelompok perempuan yang menganut pola makan
lemak tak jenuh berisiko paling rendah terkena kanker payudara,
sedangkan perempuan yang mengonsumsi makanan dengan karbohidrat tinggi
berisiko terkena kanker payudara.
Maka, para dokter
menyarankan agar kita mengurangi konsumsi daging merah dan makanan yang
mengandung lemak jenuh, memperbanyak makan sayur-sayuran dan
buah-buahan, gandum dan padi-padian, serta mengonsumsi lemak tak jenuh.
Sebenarnya, ada sejumlah langkah yang dapat mencegah kanker payudara.
Pertama, berolahraga
tiga kali seminggu selama 20 menit. Olahraga bisa menjadikan jantung
bekerja di atas level istirahat, yang sanggup memperkuat otot
jantung dan peredaran darah ke sel, sehingga dapat meningkatkan kinerja
jantung dan berimbas terhadap menurunnya risiko terserang kanker.
Kedua, mempertahankan
kondisi tubuh ideal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti
University of Texas Medical Andersen Cancer Center menunjukkan bahwa
perempuan dengan berat badan berlebih, terutama yang sudah menopause,
lebih rentan terhadap kanker payudara daripada perempuan yang memiliki
tubuh ideal.
Ketiga, melakukan
pemeriksaan payudara secara mandiri setiap bulan. Dalam kondisi normal,
payudara kiri dan kanan memang tidak 100% simetris. Namun, saat
perempuan terkena kanker payudara, perbedaan ukuran payudara terlihat
sangat mencolok. Sebaiknya, ia meraba dan memijat lembut daerah payudara
dan sekitarnya. Jika terdapat benjolan abnormal dan terka-dang terasa
sakit, hendaknya ia segera menghubungi dokter untuk memastikannya.
Keempat, melakukan
mammograrn setahun sekali setelah berumur di atas 40 tahun. Mengobati
kanker sejak dini berpeluang besar terhadap kesembuhan kanker payudara.
Oleh karena itu, perempuan yang berusia di atas 40 tahun atau yang sudah
menopause sangat dianjurkan untuk melakukan mammograrn setahun sekali.
Kelima, minum
susu yang mendukung kesembuhan kanker payudara. Sebenarnya, hampir
semua zat gizi yang terdapat dalam susu bermutu baik. Kandungan vitamin
dan mineral susu juga relatif lengkap. Susu dapat dikonsumsi dalam
berbagai bentuk. Ada yang segar dan ada pula yang dalam bentuk terolah,
seperti susu bubuk atau susu kental manis. Kita bisa mengonsumsi susu
dari produk pangan yang mengandung susu, misalnya keju, es krim, dan
yoghurt.
Kanker Perut
Kanker perut atau
stomach cancer adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tumor
yang berada di seputar perut. Orang-orang yang didiagnosis menderita
kanker perut jarang mengalami gejala pada tahap awal. Biasanya, gejala
yang muncul seperti sakit perut lainnya, yakni adanya rasa mual ataupun
muntah-muntah.
Sebagaimana kanker
lainnya, perawatan kanker perut ialah operasi, kemoterapi, dan terapi
radiasi. Sering kali, dokter akan memutuskan bahwa pendekatan terbaik
adalah melibatkan dua atau beberapa metode pengobatan. Sebenarnya,
penyebab kanker perut cukup bervariasi.
Jika penyebab kanker
perut berhubungan dengan makanan, maka hal ini bisa dikarenakan aroma
sedap sosis, daging asap, dan ham. Daging olahan juga dapat memperbesar
risiko menderita kanker perut. pernyataan tersebut muncul dari kompilasi
lima belas penelitian yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan di
Lembaga Kesehatan, Institut Karolinska, Swedia. Temuan tersebut dimuat
dalam jurnal National Cancer Institute, Amerika Serikat.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi minimal 30 gram daging olahan
setiap hari dalam jangka waktu sepuluh tahun akan mengalami peningkatan
risiko kanker perut 15—38%. Penelitian ini diterapkan pada 4.704
responden selama 1996-2006. Ternyata, penyebab kanker bersumber dari
garam dan zat asam nitrat yang ditambahkan ke dalam daging supaya awet.
Kanker perut termasuk
jenis kanker yang paling banyak diderita oleh manusia. Dari sepuluh
orang yang meninggal karena kanker, satu di antaranya dikarenakan kanker
perut. Para peneliti meyakini bahwa penderita kanker perut semakin
bertambah seiring bervariasinya produk makanan olahan.
Terkait itu, kita
perlu mengetahui bahwa infeksi Pylori menyebabkan luka pada perut dan
inflamasi pada lapisan perut. Infeksi pylori juga dapat ber-kontribusi
sebagai penyebab kanker perut dan kanker sistem pencernaan lainnya.
Ada
jenis obat antibiotik yang mampu mencegah kanker perut. Benjamin
Chun-Yu Wong dari University of Hong Kong pernah melakukan sebuah studi
yang melibatkan 1.630 laki-laki dan perempuan dari Provinsi Fujian,
bagian selatan Cina. Dari hasil studi ini, ditemukan bahwa 988 penderita
yang mengonsumsi antibiotik terbukti tidak menderita kanker perut.
Sisanya, orang-orang yang mengonsumsi obat antisakit perut yang tak
mengandung antibiotik justru menderita kanker perut. Hasil studi
tersebut dipublikasikan secara detail dalam Journal of The American
Medical Association tahun 2008.
Ditinjau dari segi
pendekatan penyembuhan herbal, manfaat buah pisang dapat digunakan
untuk mengobati penyakit kanker perut. Supaya kita bisa membuat ramuan
pisang, kita mengumpulkan bahan-bahannya, yaitu tunas/anak batang pohon
pisang dan sepotong tumbuhan benalu teh. Cara membuatnya ialah anak
pisang diparut, lalu diambil airnya sebanyak 4 gelas. Kemudian, air itu
direbus bersama benalu teh hingga mendidih dan tersisa 2 gelas. Setelah
matang, kita meminumnya segelas dalam dua kali sehari pada pagi dan sore
hari.
Kita pun perlu
mengonsumsi minuman teh. Ternyata, minuman teh tidak sekadar melepaskan
rasa dahaga, tetapi berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Minuman ini bisa
mencegah kanker perut dan gigi berlubang. Untuk mencegah kanker perut,
teh yang baik diminum berjenis teh hijau yang mengandung zat
antioksidan. Hal itu berdasarkan riset terkini mengenai manfaat teh
hijau yang telah dibuktikan mampu mencegah terjadinya kanker perut.
Segelas minuman teh hijau yang dikonsumsi setiap hari sangat bermanfaat
untuk mencegah terjadinya gangguan peradangan pada lambung. Peradangan
inilah yang menjadi salah satu penyebab kanker perut.
Berdasarkan laporan
yang dimuat dalam International Journal of Cancer, April 2009,
diketahui bahwa 600 laki-laki dan perempuan di Cina yang mengonsumsi teh
hijau hanya berisiko setengah kali mengidap penyakit gastritis kronis
ataupun kanker perut, terutama lambung. Di Cina, penyakit ini termasuk
jenis kanker yang paling banyak menyerang laki-laki dan perempuan.
Menurut pimpinan
penelitian tersebut, yakni dr. Zou-Feng Zhang dari Universitas
California, temuan riset pertama ini mampu membuktikan bahwa konsumsi
teh hijau mampu mencegah terjadinya gastritis kronis. Penelitian itu
menerangkan manfaat teh hijau dalam pengobatan dan terapi preventif bagi
masyarakat yang berisiko tinggi terkena kanker perut. Teh hijau dapat
menurunkan insiden kanker perut dalam kurun waktu lama. Maka, semakin
sering mengkonsumsi teh hijau, semakin rendah risiko terkena kanker
perut.
Kanker Prostat
Kanker prostat adalah
suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat. Kanker prostat
sangat sering terjadi. Pemeriksaan mikroskopis terhadap jaringan
prostat pasca pembedahan maupun otopsi menunjukkan adanya kanker pada
50% laki-laki berusia di atas 70 tahun, dan semua laki-laki yang berumur
di atas 90 tahun. Kebanyakan kanker tersebut tidak menimbulkan
gejala-gejala tertentu karena penyebarannya sangat lambat. Kelenjar
prostat ialah organ kelamin laki-laki yang memproduksi air mani, serta
cairan yang membantu sperma untuk "berenang" semasa ejakulasi. Letaknya
di bawah kandung kemih dan sekitar saluran kencing.
Kanker prostat
dikarenakan konsumsi lemak yang tinggi dan peningkatan kadar hormon
testosteron. Kanker prostat merupakan penyebab kematian nomor tiga pada
laki-laki, serta termasuk penyebab utama kematian laki-laki yang berusia
di atas 74 tahun. Kanker prostat jarang ditemukan pada laki-laki yang
umurnya kurang dari 40 tahun. Laki-laki yang berisiko lebih tinggi
menderita kanker prostat adalah laki-laki kulit hitam yang berusia di
atas 60 tahun, misalnya petani dan pelukis. Angka kejadian terendah
ditemukan pada laki-laki Jepang dan vegetarian.
Kanker prostat dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu stadium A, B, C, dan D. Pada stadium
A, benjolan/tumor sebagai cikal bakal kanker tidak dapat diraba saat
pemeriksaan fisik. Biasanya, tumor itu ditemukan secara tidak sengaja
setelah pembedahan prostat karena penyakit lainnya.
Pada stadium B, tumor
terbatas pada prostat, dan biasanya ditemukan saat pemeriksaan fisik.
Pada stadium C, tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat,
tetapi belum sampai ke kelenjar getah bening. Sementara itu, pada
stadium D, kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening regional
maupun bagian tubuh lainnya, misalnya tulang dan paru-paru.
Gejala yang umum terjadi pada kanker prostat antara lain air seni
berwarna merah karena mengandung darah, atau terjadinya penahanan air
seni secara mendadak. Pada beberapa kasus, kanker prostat baru
terdiagnosis setelah menyebar ke tulang, terutama tulang panggul, iga,
dan tulang belakang. Atau, kanker telah menyebar ke ginjal, sehingga
bisa menyebabkan gagal ginjal. Setelah kanker menyebar, biasanya
penderita mengalami anemia. Kanker prostat juga dapat menyebar ke otak,
yang menyebabkan kejang dan gejala mental atau neurologis lainnya.
Sementara itu,
gejala-gejala kanker prostat lainnya yang bisa dikenali, yakni rasa
nyeri ketika ejakulasi, rasa nyeri di punggung bagian bawah, rasa nyeri
ketika buang air besar, sering buang air kecil, rasa nyeri di tulang
saat ditekan, rasa nyeri di perut, penurunan berat badan, serta adanya
darah dalam air seni dan air mani.
Cara terbaik untuk
mengetahui atau mendiagnosis kanker prostat adalah melakukan pemeriksaan
colok dubur dan darah. Colok dubur pada penderita kanker prostat akan
menunjukkan adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan.
Sedangkan pemeriksaan darah dilakukan dengan pengukuran kadar antigen
prostat spesifik (PSA), yang biasanya meningkat pada penderita kanker
prostat. Jika ditemukan benjolan saat pemeriksaan colok dubur, hendaknya
segera dilakukan pemeriksaan USG. Dengan rontgen atau scanning tulang,
bisa diketahui terjadinya penyebaran kanker ke tulang.
Pengobatan yang tepat
untuk kanker prostat masih diperdebatkan. Pilihan pengobatan
bervariasi, yang tergantung pada stadiumnya. Pada stadium awal bisa
digunakan pengangkatan prostat dan terapi penyinaran. Jika kanker telah
menyebar, maka perlu dilakukan manipulasi hormonal guna mengurangi kadar
testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan testis. Selain
manipulasi hormonal, dapat pula dilakukan kemoterapi.
Kanker Rahim
Kanker
rahim atau kanker mulut rahim adalah pertumbuhan sel-sel kanker di
mulut rahim/serviks yang abnormal. Disana, sel-sel kanker tersebut
mengalami perubahan ke arah displasia atau keganasan. Kanker ini hanya
menyerang perempuan yang pernah atau sedang dalam status sexually active. Jadi, jika seorang perempuan tidak pernah melakukan hubungan seksual, maka ia tidak akan mengalami kanker rahim.
Biasanya, kanker rahim menyerang perempuan yang berumur 35—55 tahun. Meskipun begitu, bukan berarti
bahwa perempuan yang masih muda tidak bisa mengalaminya. Sesungguhnya,
perempuan yang muda pun dapat menderita kanker rahim, asalkan memiliki
faktor resikonya. Pada umumnya, perempuan yang terinfeksi oleh HPV
mengalami infeksi ini sesaat setelah aktif secara seksual pada usia
20—35 tahun. Masa perkembangan ke arah kanker rahim terjadi pada periode
10—20 tahun.
Penyebab
terjadinya kelainan sel-sel leher rahim tidak bisa diketahui secara
pasti. Meskipun begitu, kita perlu mencermati beberapa faktor risiko
yang turut berpengaruh terhadap kanker rahim.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. HPV (Human Papilloma Virus}. HPV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan terjadinya kutil di daerah genital (kondiloma akuminata), yang
ditularkan melalui hubungan seksual. HPV sering diduga sebagai penyebab
terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim.
2. Merokok.
Tembakau yang terkandung dalam rokok bisa menurunkan sistem kekebalan
tubuh dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada
serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
4. Berganti-ganti pasangan seksual.
5. Gangguan sistem kekebalan tubuh.
6. Pemakaian pil KB.
7. Infeksi herpes genitals atau infeksi klamidia yang menahun.
Semula,
kanker rahim dapat berupa lesi prakanker. Perubahan prakanker tidak
menimbulkan gejala dan tidak terdeteksi, kecuali jika perempuan
menjalani pemeriksaan panggul. Biasanya, gejala baru muncul ketika sel
serviks yang abnormal berubah menjadi ganas dan menyusup ke jaringan
sekitarnya. Saat itulah, muncul gangguan menstruasi, pendarahan vagina,
dan keputihan. Jika kanker terus berkembang, timbullah berbagai gejala,
misalnya berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan,
rasa nyeri di panggul, punggung, dan tungkai, keluarnya air kemih dan
tinja dari vagina, serta patah tulang. Kita
mungkin tidak menyadari bahwa kebiasaan hidup ternyata menjadi pemicu
munculnya kanker rahim. Salah satu kebiasaan yang dimaksud adalah
perempuan mencuci vaginanya dengan antiseptik tertentu lantaran ingin
selalu bersih dan wangi. Padahal, ia tidak mengacu pada saran dan
anjuran dokter. Atau, ia sering menaburkan bedak bubuk pada vagina.
Nah,
supaya kita terhindar dari kanker rahim, hendaknya kita melakukan
pemeriksaan sejak dini dan berkala. Pemeriksaan ini mampu mendeteksi
adanya kelainan sel, sehingga kasus kematian karena kanker
rahim bisa berkurang hingga 90%. Pemeriksaan tersebut dapat
dilangsungkan di puskesmas. Dari puskesmas, hasil pemeriksaan akan
dikirimkan ke laboratorium. Caranya, dokter menggunakan spatula atau
sejenis sikat halus untuk mengambil lendir leher rahim. Selanjutnya,
lendir itu dioleskan dan difiksasi (dilekatkan) pada kaca benda.
Kemudian, seorang ahli sitologi akan menguji sel-sel leher rahim ini
menggunakan mikroskop.
Sesungguhnya,
prakanker membutuhkan proses dan waktu yang lama agar bisa menjadi
kanker. Dengan adanya deteksi sejak dini, maka kita dapat mengobatinya
lebih dini, sehingga tingkat penyembuhannya mampu mencapai 100%. Hal ini
bisa diwujudkan dengan pengobatan yang efektif agar sel-sel kanker
berhenti tumbuh dan mulai mengarah ke kondisi abnormal. Tentunya,
keadaan tersebut semakin optimal jika masih dalam tahap prakanker. Saat ini, dokter melakukan kombinasi vaksinasi HPV dan screening (pemeriksaan
kanker) yang berguna untuk mencegah penyakit tersebut. Vaksin HPV bisa
melindungi tubuh dari kanker, yang disebabkan oleh HPV (tipe 16 dan 18).
Vaksin tersebut juga dapat membantu menangkal timbulnya kutil di daerah
genital, yang dikarenakan HPV 6 dan 11. Keyakinan hasil uji klinis itu
menunjukkan bahwa vaksin-vaksin ini sanggup menangkal infeksi HPV, serta
mencegah lesi prakanker pada perempuan yang belum terinfeksi HPV
sebelumnya.
Upaya
pencegahan kanker rahim bisa dilakukan dengan cara mencegah hubungan
seksual pada usia dini, mencermati jumlah pasangan seks, dan
mengurangi/menghilangkan kebiasaan merokok. Pencegahan ini bertujuan
menghilangkan risiko perilaku seksual yang dikarenakan virus papiloma.
Pencegahan yang dianggap lebih efektif adalah memberikan vaksinasi
kepada remaja putri dan perempuan dewasa. Vaksin tersebut dinamakan
gardasil. Vaksin itulah yang mampu mencegah infeksi yang mengarah pada
timbulnya kanker rahim.
Cara pengobatan kanker rahim yang biasa dilakukan ialah pemanasan, diathermy, penggunaan sinar laser, dan cone biopsi (mengambil
sedikit sel di rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan).
Pemeriksaan ini dilakukan oleh ahli kandungan. Jika penyakit telah
sampai tahap prakanker, dan kanker rahim berhasil dideteksi, maka ada
beberapa tindakan yang perlu dilakukan. Pertama, operasi dengan cara mengambil daerah yang terserang kanker. Biasanya, yang diambil adalah uterus beserta leher rahimnya. Kedua, radioterapi dengan menggunakan sinar-X berkekuatan tinggi, yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Ketiga, kemoterapi. Penderita kanker rahim di Indonesia berjumlah sangat
banyak. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, saat
ini, di Indonesia ada 100 kasus per 100 ribu penduduk, atau 200 ribu
kasus setiap tahun, Selain itu, lebih dari 70% kasus yang didapati di
rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut. Dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kanker rahim antara lain penurunan harapan hidup,
lamanya penderitaan, dan tingginya biaya pengobatan.
Berdasarkan
data dari RS Kanker Dharmais, pasien yang menderita kanker serviks pada
stadium lanjut pada tahun 1993-1997 sebanyak 710 kasus baru. Dan,
sekitar 65% pasien berada pada stadium lanjut. Angka ketahanan hidup
dalam dua tahun stadium lanjut tersebut berkisar 53,2%, sedangkan pada
stadium awal mencapai 90%.
Penelitian
yang dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa program penapisan
kanker serviks tak hanya menyelamatkan jiwa manusia, tetapi biaya yang
dikeluarkan pun lebih murah. Sebagai perbandingan, program penapisan
bagi satu orang untuk setiap lima tahun menghabiskan US$ 100, dan
perempuan masih dapat bekerja lantaran terhindar dari kanker serviks.
Namun, di sisi lain, biaya pengobatan kanker US$ 2600, dari perempuan
tidak dapat bekerja lagi. Sebenarnya, ada beragam kebiasaan hidup yang semestinya dihindari guna mencegah timbulnya kanker rahim.
Kanker Rongga Mulut
Penyakit-penyakit
jaringan lunak rongga mulut termasuk salah satu bahan kajian para ahli,
terutama dengan meningkatnya kasus kematian yang dikarenakan kanker
rongga mulut. Kanker ini banyak menyerang penduduk di negara berkembang.
Kanker tersebut banyak menimpa laki-laki.
Keabnormalan dan
kematian yang disebabkan oleh kanker rongga mulut dinilai masih tinggi.
Hal ini dikarenakan kurangnya deteksi dini dan identifikasi terhadap
kelompok berisiko tinggi, serta kegagalan dalam mengontrol kesehatan
mulut. Untuk mengatasi masalah itu, WHO telah membuat petunjuk untuk
mengendalikan kanker mulut, terutama bagi negara-negara yang sedang
berkembang. Pengendalian tersebut berdasarkan tindakan pencegahan
primer, yang prinsip utamanya ialah mengurangi dan menjauhkan diri dari
bahan-bahan yang bersifat karsinogen.
Selain pencegahan
primer, WHO juga menerap-kan pendekatan kedua atau pencegahan sekunder,
yaitu mendeteksi kanker rongga mulut sejak dini. Pada umumnya, untuk
mendeteksinya, dokter akan melakukan anamnese dan pemeriksaan klinis,
yang diperkuat oleh pemeriksaan tambahan di laboratorium.
Faktor-faktor
penyebab kanker rongga mulut dibedakan menjadi tiga. Pertama, faktor
lokal yang meliputi rongga mulut yang kotor, iritasi kronis dari
restorasi gigi-gigi karies/akar gigi, pemakaian gigi palsu, dan lain
sebagainya. Kedua, faktor luar yang berupa zat karsinogen kimia dalam
rokok. Ketiga, faktor usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi, dan
genetik.
Sebagian besar kanker
rongga mulut baru diketahui saat stadium lanjut, yang biasanya sudah
ada sejak berbulan-bulan yang lalu, atau bahkan lebih lama daripada itu.
Akibatnya, prognosa dari kanker rongga mulut relatif buruk. Kondisi ini
dikarenakan diagnosis dan perawatan yang terlambat.
Faktor yang dapat
menimbulkan keterlambatan tersebut antara lain perkembangan kanker pada
tahap awal sering kali tidak menimbulkan keluhan. Biasanya, orang-orang
yang sudah tua dan lemah tidak ingin repot memeriksakan diri ke dokter.
Selain itu, pendidikan masyarakat yang masih rendah juga turut mendukung
keterlambatan diagnosis kanker.
Beragam faktor yang
lain, yaitu dokter gigi kurang teliti saat melakukan pemeriksaan rutin
rongga mulut, tidak diketahui tanda-tanda awal keganasan dalam mulut,
atau adanya keraguan lantaran tidak memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai gambaran klinis keganasan mulut, sehingga terlambat dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
Pada tingkat
pemeriksaan klinis, dokter gigi boleh menggunakan sikat. Pada sejumlah
penelitian, diketahui bahwa biopsi dengan cara disikat menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan dalam memeriksa area rongga mulut.
Secara spesifik, ada
sejumlah tanda yang meng-indikasikan kanker rongga mulut. Di antaranya
ialah bercak putih dan bersisik, bintik pigmen yang tiba-tiba ukurannya
membesar, gusi bengkak dan berdarah, gigi yang tanggal secara tiba-tiba
tanpa riwayat trauma pada rahang, mati rasa pada rongga mulut, rasa
sakit sewaktu menggerakkan rahang, adanya gumpalan pada leher, wajah,
atau jaringan mulut, serta luka pencabutan gigi yang tidak kunjung
sembuh.
Bila terdapat salah
satu atau beberapa tanda terse-but, dokter gigi harus segera melakukan
pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi kanker rongga mulut pada tahap
awal. Sesungguhnya, ada beragam pencegahan sekaligus pengobatan yang
bisa dilakukan untuk menangani kanker rongga mulut.
Pertama, menghindari
cahaya matahari dapat mengurangi risiko terjadinya kanker bibir. Kedua,
menghindari alkohol dan tembakau yang berlebihan bisa mencegah sebagian
besar kanker mulut. Ketiga, memperhalus tepian gigi yang patah atau
menambal-nya. Keempat, vitamin antioksidan (vitamin C dan E, serta
betakaroten) mampu memberikan perlindungan tambahan.
Apabila cahaya
matahari mengenai daerah bibir yang luas dan menyebabkan kerusakan, maka
bisa dilakukan "pencukuran bibir". Pada teknik ini, seluruh lapisan
terluar bibir diangkat, baik melalui pembedahan maupun dengan laser,
untuk mencegah berkembangnya kanker. Keberhasilan pengobatan kanker
mulut dan bibir sangat tergantung pada seberapa jauh kanker telah
berkembang. Kanker mulut jarang menyebar ke daerah tubuh yang jauh,
tetapi cenderung menyusup ke dalam kepala dan leher. Jika seluruh kanker
dan jaringan normal di sekitar kanker diangkat sebelum kanker menyebar
ke kelenjar getah bening, maka angka kesembuhannya tinggi. Sebaliknya,
bila kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, jarang terjadi
penyembuhan.
Selain mengangkat
kanker dalam mulut, pembedahan juga mengangkat kelenjar getah bening di
bawah dan belakang rahang, serta di sepanjang leher. Penderita kanker
mulut atau tenggorokan bisa men-jalani terapi penyinaran dan pembedahan,
ataupun hanya penyinaran.
Terapi penyinaran
sering kali merusak kelenjar ludah dan menyebabkan mulut penderita
menjadi kering, yang dapat memicu timbulnya aktivasi (karies gigi) dan
masalah gigi lainnya. Tulang rahang yang terkena penyinaran tidak akan
sembuh dengan baik. Oleh karena itu, hendaknya masalah gigi diobati
sebelum dilakukan terapi penyinaran.
Sebaiknya, gigi yang
diduga bakal menimbul-kan masalah dicabut. Kebersihan gigi dan mulut
sangat penting bagi penderita yang telah menjalani terapi penyinaran
untuk mengatasi kanker mulut. Keuntungan yang diperoleh dari kemoterapi
sangat terbatas. Dan, terapi utamanya adalah pembedahan dan penyinaran.
Kanker Rongga Mulut
Penyakit-penyakit
jaringan lunak rongga mulut termasuk salah satu bahan kajian para ahli,
terutama dengan meningkatnya kasus kematian yang dikarenakan kanker
rongga mulut. Kanker ini banyak menyerang penduduk di negara berkembang.
Kanker tersebut banyak menimpa laki-laki.
Keabnormalan dan
kematian yang disebabkan oleh kanker rongga mulut dinilai masih tinggi.
Hal ini dikarenakan kurangnya deteksi dini dan identifikasi terhadap
kelompok berisiko tinggi, serta kegagalan dalam mengontrol kesehatan
mulut. Untuk mengatasi masalah itu, WHO telah membuat petunjuk untuk
mengendalikan kanker mulut, terutama bagi negara-negara yang sedang
berkembang. Pengendalian tersebut berdasarkan tindakan pencegahan
primer, yang prinsip utamanya ialah mengurangi dan menjauhkan diri dari
bahan-bahan yang bersifat karsinogen.
Selain pencegahan
primer, WHO juga menerap-kan pendekatan kedua atau pencegahan sekunder,
yaitu mendeteksi kanker rongga mulut sejak dini. Pada umumnya, untuk
mendeteksinya, dokter akan melakukan anamnese dan pemeriksaan klinis,
yang diperkuat oleh pemeriksaan tambahan di laboratorium.
Faktor-faktor
penyebab kanker rongga mulut dibedakan menjadi tiga. Pertama, faktor
lokal yang meliputi rongga mulut yang kotor, iritasi kronis dari
restorasi gigi-gigi karies/akar gigi, pemakaian gigi palsu, dan lain
sebagainya. Kedua, faktor luar yang berupa zat karsinogen kimia dalam
rokok. Ketiga, faktor usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi, dan
genetik.
Sebagian besar kanker
rongga mulut baru diketahui saat stadium lanjut, yang biasanya sudah
ada sejak berbulan-bulan yang lalu, atau bahkan lebih lama daripada itu.
Akibatnya, prognosa dari kanker rongga mulut relatif buruk. Kondisi ini
dikarenakan diagnosis dan perawatan yang terlambat.
Faktor yang dapat
menimbulkan keterlambatan tersebut antara lain perkembangan kanker pada
tahap awal sering kali tidak menimbulkan keluhan. Biasanya, orang-orang
yang sudah tua dan lemah tidak ingin repot memeriksakan diri ke dokter.
Selain itu, pendidikan masyarakat yang masih rendah juga turut mendukung
keterlambatan diagnosis kanker.
Beragam faktor yang
lain, yaitu dokter gigi kurang teliti saat melakukan pemeriksaan rutin
rongga mulut, tidak diketahui tanda-tanda awal keganasan dalam mulut,
atau adanya keraguan lantaran tidak memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai gambaran klinis keganasan mulut, sehingga terlambat dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
Pada tingkat
pemeriksaan klinis, dokter gigi boleh menggunakan sikat. Pada sejumlah
penelitian, diketahui bahwa biopsi dengan cara disikat menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan dalam memeriksa area rongga mulut.
Secara spesifik, ada
sejumlah tanda yang meng-indikasikan kanker rongga mulut. Di antaranya
ialah bercak putih dan bersisik, bintik pigmen yang tiba-tiba ukurannya
membesar, gusi bengkak dan berdarah, gigi yang tanggal secara tiba-tiba
tanpa riwayat trauma pada rahang, mati rasa pada rongga mulut, rasa
sakit sewaktu menggerakkan rahang, adanya gumpalan pada leher, wajah,
atau jaringan mulut, serta luka pencabutan gigi yang tidak kunjung
sembuh.
Bila terdapat salah
satu atau beberapa tanda terse-but, dokter gigi harus segera melakukan
pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi kanker rongga mulut pada tahap
awal. Sesungguhnya, ada beragam pencegahan sekaligus pengobatan yang
bisa dilakukan untuk menangani kanker rongga mulut.
Pertama, menghindari
cahaya matahari dapat mengurangi risiko terjadinya kanker bibir. Kedua,
menghindari alkohol dan tembakau yang berlebihan bisa mencegah sebagian
besar kanker mulut. Ketiga, memperhalus tepian gigi yang patah atau
menambal-nya. Keempat, vitamin antioksidan (vitamin C dan E, serta
betakaroten) mampu memberikan perlindungan tambahan.
Apabila cahaya
matahari mengenai daerah bibir yang luas dan menyebabkan kerusakan, maka
bisa dilakukan "pencukuran bibir". Pada teknik ini, seluruh lapisan
terluar bibir diangkat, baik melalui pembedahan maupun dengan laser,
untuk mencegah berkembangnya kanker. Keberhasilan pengobatan kanker
mulut dan bibir sangat tergantung pada seberapa jauh kanker telah
berkembang. Kanker mulut jarang menyebar ke daerah tubuh yang jauh,
tetapi cenderung menyusup ke dalam kepala dan leher. Jika seluruh kanker
dan jaringan normal di sekitar kanker diangkat sebelum kanker menyebar
ke kelenjar getah bening, maka angka kesembuhannya tinggi. Sebaliknya,
bila kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, jarang terjadi
penyembuhan.
Selain mengangkat
kanker dalam mulut, pembedahan juga mengangkat kelenjar getah bening di
bawah dan belakang rahang, serta di sepanjang leher. Penderita kanker
mulut atau tenggorokan bisa men-jalani terapi penyinaran dan pembedahan,
ataupun hanya penyinaran.
Terapi penyinaran
sering kali merusak kelenjar ludah dan menyebabkan mulut penderita
menjadi kering, yang dapat memicu timbulnya aktivasi (karies gigi) dan
masalah gigi lainnya. Tulang rahang yang terkena penyinaran tidak akan
sembuh dengan baik. Oleh karena itu, hendaknya masalah gigi diobati
sebelum dilakukan terapi penyinaran.
Sebaiknya, gigi yang
diduga bakal menimbul-kan masalah dicabut. Kebersihan gigi dan mulut
sangat penting bagi penderita yang telah menjalani terapi penyinaran
untuk mengatasi kanker mulut. Keuntungan yang diperoleh dari kemoterapi
sangat terbatas. Dan, terapi utamanya adalah pembedahan dan penyinaran.
Kanker Tenggorokan
Kanker tenggorokan
menunjukkan suatu perubahan pada sekumpulan sel yang membelah diri, yang
jumlahnya semakin banyak dan tidak terkendali. Kendati perubahan
tersebut merupakan sesuatu yang wajar terjadi dalam tubuh sebagai proses
regenerasi dari sel-sel yang rusak, namun pengontrolan perubahan sel
tidak lagi berfungsi secara normal. Oleh karena itu, keadaan semacam ini
disebut penyakit kanker.
Kanker bukanlah
penyakit infeksi yang terjadi karena kuman, melainkan tumbuh dari
sel-sel organ itu sendiri, yang mengalami mutasi genetis. Mutasi genetic
tersebut menyebabkan sel tumbuh tidak normal dan bersifat destruktif,
serta tidak mengikuti aturan hukum-hukum pertumbuhan dan cenderung
merusak.
Kanker bisa tumbuh di
bagian tubuh mana pun, termasuk tenggorokan. Namun, dengan catatan
bahwa tidak semua sel kanker dapat tumbuh secara progresif di tempat
lainnya. Hal ini dikarenakan adanya pertahanan tubuh (sistem imun) dan
syarat tumbuh di tempat baru yang tidak didapati di sana, misalnya tidak
adanya zat karsinogen dan oksidasi oleh suatu oksidan, seperti radikal
bebas.
Sama halnya dengan
tumor, kanker mempunyai ciri-ciri klinis tersendiri antara lain adanya
benjolan yang mudah diraba, penurunan berat badan, kekurangan sel-sel
darah merah, gangguan dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak,
serta menurunnya fungsi indra perasa terhadap makanan dan minuman.
Human Papilloma Vims (HPV)
adalah virus yang dapat menyebabkan munculnya benjolan kecil atau kutil
pada alat kelamin dan kanker serviks. Perpindahan virus HPV melalui
oral seks bisa mengakibatkan kanker tenggorokan. Secara spesifik, kanker
ini didefinisikan sebagai kanker orofaring yang mampu bersarang di
amandel, pangkal lidah, langit-langit mulut, serta bagian belakang
tenggorokan.
Para
peneliti menemukan bahwa kanker tenggorokan mirip infeksi HPV yang
menyebar melalui oral seks. Sementara itu, penelitian yang dilakukan di
Amerika Serikat menunjukkan bahwa kanker tenggorokan semakin banyak
dialami ketimbang kanker otak dan kanker leher. Kanker ini termasuk
jenis kanker yang langka. Kasusnya mencapai 10.000 dari 45.000 ganasnya
kanker otak dan leher yang terdiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat.
Meskipun begitu, pengaruhnya bersifat tetap dan menyeluruh.
Gejala-gejala awal
kanker tenggorokan antara lain telinga berdenging secara terus-menerus,
pilek yang berlangsung lama dan disertai darah, suara parau yang
berkepanjangan, seeing mimisan, rasa nyeri saat menelan sesuatu,
perubahan suara (hoarseness), tumbuhnya benjolan di leher, rasa sakit
pada tenggorokan, batuk yang keras (persistent cough), suara bernada
tinggi karena terjadinya gejolak aliran udara pada saluran udara bagian
atas (stridor), napas berbau, serta rasa sakit pada telinga.
Kanker tenggorokan
termasuk penyakit kanker keempat yang paling banyak menyerang penduduk
di Indonesia. Sebenarnya, penderita kanker membutuhkan dukungan dan
perhatian dari pihak keluarga. Dukungan tersebut dapat menstimulasi
kerja hormon, yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Menguatnya
kekebalan tubuh berarti menutup peluang bagi kanker untuk menyebarkan
sel-sel kanker ke bagian tubuh yang masih sehat.
Kanker Tulang
Gejala paling umum
dari kanker tulang ialah adanya rasa nyeri. Pada kebanyakan kasus,
gejala tersebut menjadi berangsur-angsur parah seiring per-jalanan
waktu. Semula, rasa nyeri mungkin hanya hadir sewaktu malam atau
dikarenakan aktivitas tertentu. Pada beberapa kasus, suatu massa atau
gumpalan mungkin dirasakan pada tulang atau jaringan yang mengelilingi
tulang. Tulang-tulang yang terkena kanker bisa melemah dan menjurus pada
patah tulang setelah terluka. Terkadang, gejala-gejala kanker tulang
berupa demam, menggigil, keringat mengucur deras sewaktu malam, serta
kehilangan berat badan.
Kanker tulang
disebabkan oleh suatu persoalan dengan sel-sel yang membentuk tulang.
Lebih dari 2.000 orang di Amerika didiagnosis setiap tahun terkena
kanker tulang. Kanker tulang menyerang anak-anak, remaja, orang dewasa,
dan orang tua.
Sebenarnya, ada
banyak tipe kanker tulang. Di antaranya ialah osteosarcoma, ewing's
sarcoma, chondrosarcoma, malignant fibrous histiocytoma, fibrosarcoma,
dan chordoma. Osteosarcoma adalah kanker tulang ganas utama yang paling
umum. Kanker tulang menyerang laki-laki berumur 10-25 tahun, namun juga
menyerang laki-laki dewasa dan orang tua.
Osteosarcoma sering
kali menyerang tulang-tulang pada lengan dan kaki di area pertumbuhan
yang cepat sekitar lutut dan bahu (pundak). Tipe kanker ini sangat
agresif dengan risiko penyebaran sampai paru-paru. Angka kelangsungan
hidup dari lima tahun sekitar 65%.
Ewing's sarcoma adalah
tumor tulang yang paling agresif dan mempengaruhi orang-orang yang
berumur 4-15 tahun. Kanker jenis itu jarang menyerang laki-laki yang
berusia lebih dari 30 tahun. Kanker ini menyerang pertengahan
tulang-tulang panjang dari lengan dan kaki. Angka kelangsungan hidup
dari tiga tahun sekitar 65 %. Namun, angka tersebut jauh lebih rendah
bila kanker telah menyebar ke paru-paru atau jaringan lain dari tubuh.
Chondrosarcoma ialah tumor tulang kedua yang paling umum dan termasuk 25% kanker tulang yang ganas. Kanker tersebut timbul dari sel-sel tulang rawan
dan bisa tumbuh dengan sangat agresif atau relatif perlahan. Tidak
seperti kanker tulang lainnya, chondrosarcoma menyerang laki-laki yang
berusia di atas 40 tahun. Kanker itu dapat menyebar ke paru-paru dan
simpul-simpul getah bening. Chondrosracoma bisa mempengaruhi
tulang-tulang dari pelvis dan pinggul. Kelangsungan hidup lima tahun
terhadap bentuk yang agresif adalah 30%. Tetapi, angka kelangsungan
hidup bagi kanker yang tumbuhnya perlahan ialah 90%.
Malignant fibrous bistiocytoma adalah
jenis kanker tulang yang mempengaruhi jaringan lunak, termasuk otot,
ligamen, tendon, dan lemak. Kanker ini menyerang seseorang yang berumur
50—60 tahun. Kanker tersebut menyerang anggota-anggota tubuh (kaki dan
tangan), dan dua kali lebih banyak menimpa laki-laki ketimbang
perempuan. Angka kelangsungan hidup sekitar 35-60%.
Fibrosarcoma termasuk
kanker tulang yang jarang terjadi daripada kanker tulang lainnya.
Kanker itu banyak diderita oleh seseorang yang berumur 35—55 tahun.
Kanker. tersebut menyerang jaringan lunak dari kaki di belakang lutut.
Biasanya, kanker ini lebih banyak diderita oleh laki-laki ketimbang
perempuan.
Chordoma adalah
suatu tumor yang sangat jarang terjadi dengan kelangsungan hidup
rata-rata enam tahun setelah didiagnosis. Kanker tersebut menyerang
orang dewasa yang berumur di atas 30 tahun, dan dua kali lebih banyak
menyerang laki-laki daripada perempuan. Kanker itu menyerang tulang
belakang ujung bawah atau ujung atas.
Selain berbagai tipe
kanker tulang tersebut, ada pula tipe kanker tulang lainnya, yakni
lymphoma dan multiple myeloma. Lympboma adalah kanker yang timbul dari
sel-sel sistem imun, terutama di simpul-simpul getah bening. Sementara
itu, multiple myeloma menyerang tulang-tulang, namun biasanya tidak
dipertimbangkan sebagai suatu kanker tulang, karena ia termasuk tumor
dari sel-sel sumsum tulang, bukan sel-sel tulang.
Kanker Usus Besar
Sebagai saluran
terakhir pada proses pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker
lantaran makanan yang dikonsumsi. Hal ini perlu dicermati dengan
saksama. Pada kasus kanker usus besar, ada sejumlah faktor yang bisa
dideteksi sebagai gejala-gejalanya. Di antaranya ialah rasa lelah, sesak
napas sewaktu bekerja, kepala terasa pening, terjadinya pendarahan pada
rektum, rasa kenyang yang bersifat sementara, kram lambung, munculnya
tekanan pada rektum, adanya darah dalam tinja sebagaimana yang terjadi
pada penderita pendarahan lambung, polip usus, wasir, wajah pucat,
malnutrisi, badan lemah, kurus, adanya cairan dalam rongga perut,
pembesaran hati, serta pelebaran saluran limfa.
Kanker usus besar
bisa dikarenakan berbagai penyebab. Pertama, kontak dengan zat-zat kimia
tertentu, seperti logam berat, toksin, ototoksin, serta gelombang
elektromagnetik. Kedua, pola makan yang buruk, misalnya terlalu banyak
daging dan lemak yang tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak
mengandung serat. Ketiga, zat besi yang berlebihan pada pigmen empedu,
daging sapi dan kambing, serta transfusi darah.
Keempat, adanya
lemak jenuh dan asam lemak omega 6 (asam lion). Kelima, mengonsumsi
minuman beralkohol, terutama bir. Usus mengubah alkohol menjadi
asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon. Keenam,
obesitas. Ketujuh, bekerja sambil duduk seharian, seperti para
eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.
Jika terjadi hal-hal
seperti itu, maka perlu dilakukan pemeriksaan medis. Di antaranya ialah
fiberoptik kolonoskopi, yaitu memasukkan sejenis pipa yang terbuat dari
serat optik ke dalam usus melalui anus (dubur). Kamera yang terdapat
pada alat ini bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan ada atau
tidaknya polip dalam usus. Selain fibroptik kolonoskopi, ada juga
pemeriksaan medis lainnya, yakni CT-scan dan pemeriksaan darah untuk
memastikan ada atau tidaknya tumor berjenis carcino embryonis antigen
dalam darah.
Apabila sudah
didiagnosis adanya kanker, maka bisa dilakukan beragam perawatan, yaitu
kemoterapi, radiasi, operasi yang berupa pemotongan usus besar yang
sakit, lalu menyambungkan kembali dua ujung usus besar yang sehat,
operasi menggunakan teknik laparoskopi yang dilakukan dengan alat-alat
kecil, yang dioperasikan melalui lubang-lubang kecil di be-berapa titik
perut dan dipantau lewat layar monitor.
Sementara itu, untuk
mencegah terjadinya kanker, kita dapat melakukan beberapa tindakan.
Pertama, mengonsumsi banyak makanan berserat guna memperlancar buang air
besar, serta menurunkan derajat keasaman, konsentrasi asam lemak, asam
empedu, dan besi dalam usus besar. Kedua, mengonsumsi asam lemak omega 3
yang banyak terdapat dalam ikan tertentu.
Ketiga, mengonsumsi
makanan dan minuman yang mengandung kalsium, vitamin A, C, D, dan E,
serta betakaroten. Keempat, mengonsumsi susu yang mengandung
lactobadllus addopbilus. Kelima, berolahraga dan banyak bergerak,
sehingga semakin mudah dan teratur buang air besar. Keenam, hidup rileks
dan mengurangi stres.
Leukemia (Kanker Darah)
Dalam
perkembangan penyakit kanker, ada dua jenis kanker yang mesti dicermati
secara saksama, yaitu leukemia dan tumor. Leukemia merupakan tipe
kanker yang menunjukkan bahwa sel darah putih membelah diri terlalu
cepat. Terkait itu, kita mengetahui bahwa semua sel darah dibentuk di
tulang sumsum. Leukemia menyebabkan tulang sumsum tersumbat oleh sel
darah putih, sehingga tidak ada ruang bagi sel sehat untuk tumbuh.
Inilah yang menyebabkan penderita leukemia merasakan sakit.
Sesungguhnya, tumor
adalah kanker yang tumbuh menjadi gumpalan. Tumor dapat tumbuh di bagian
mana pun pada tubuh. Jika sel yang tumbuh terlalu cepat di dalam
tulang, maka bisa menjadi tumor tangan atau kaki. Bila letaknya di
kepala, maka akan menjadi tumor otak. Tumor mampu merusak bagian tubuh
sehat yang berada di sekitarnya, dan inilah yang menyebabkan penderita
tumor merasakan sakit.
Leukemia adalah jenis
penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh
sumsum tulang .(bone marrow). Sumsum tulang dalam tubuh memproduksi
tiga tipe sel darah. Di antaranya ialah sel darah putih (berfungsi
sebagai daya tahan tubuh untuk melawan infeksi), sel darah merah
(berfungsi membawa oksigen ke dalam tubuh), dan platelet (bagian kecil
sel darah yang membantu proses pembekuan darah).
Pada umumnya,
leukemia muncul pada diri se-seorang sejak kecil. Tanpa diketahui dengan
jelas | penyebabnya, sumsum tulang telah memproduksi sel darah putih
yang berkembang tidak normal atau abnormal. Jika normal, sel darah putih
akan mere-produksi ulang bila tubuh memerlukannya, atau ada tempat bagi
sel darah tersebut. Tubuh seseorang akan memberikan tanda/signal secara
teratur, yang menunjukkan waktu sel darah bereproduksi kembali.
Pada kasus leukemia,
sel darah putih tidak me-respons tanda/signal yang diberikan. Akibatnya,
terjadilah produksi yang berlebihan dan tidak terkontrol (abnormal),
yang akan keluar dari sumsum tulang, serta ditemukan dalam darah perifer
atau darah tepi. Jumlah sel darah putih abnormal yang berlebihan dapat
mengganggu fungsi normal sel lainnya. Seseorang dengan kondisi seperti
ini akan menunjukkan beberapa gejala, misalnya mudah terkena penyakit
infeksi, anemia, dan pendarahan.
Di antara jenis
penyakit leukemia ialah leukemia akut. Leukemia ini ditandai dengan
suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan mem-buruk.
Apabila kondisi tersebut tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan
kematian dalam hitungan minggu atau hari. Selain leukemia akut, ada juga
leukemia kronis. Leukemia itu memiliki perjalanan penyakit yang tidak
begitu cepat, sehingga seseorang memiliki harapan hidup yang lebih lama
atau lebih dari setahun.
Leukemia dapat
diklasifikasikan berdasarkan jenis sel. Jika saat pemeriksaan diketahui
bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel linafoid, maka disebut
leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mem-pengaruhi sel myeloid,
seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, dinamakan leukemia
mielositik.
Berdasarkan
klasifikasi tersebut, maka leukemia dibedakan menjadi empat tipe.
Pertama, leukemia limfositik akut (LLA) yang paling sering menyerang
anak-anak. Penyakit ini juga dialami oleh orang dewasa, terutama yang
telah berumur 65 tahun atau lebih. Kedua, leukemia mielositik akut
(LMA). Leukemia jenis itu lebih sering terjadi pada orang dewasa
ketimbang anak-anak. Dahulu, tipe tersebut dinamakan leukemia
nonlimfositik akut.
Ketiga, leukemia
limfositik kronis (LLK). Leukemia itu diderita oleh orang dewasa yang
berumur lebih dari 55 tahun. Terkadang, leukemia ini menyerang remaja,
dan sangat jarang ditemui pada anak-anak. Keempat, leukemia mielositik
kronis (LMK) yang sering dialami oleh orang dewasa, dan jarang menyerang
anak-anak.
Hingga sekarang,
penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti. Meskipun
demikian, diketahui bahwa ada empat faktor yang diduga mem-pengaruhi
frekuensi terjadinya leukemia. Pertama, radiasi. Hasil riset menerangkan
bahwa para pegawai radiologi sering menderita leukemia. Leukemia
ditemukan pada korban hidup dalam kejadian bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki, Jepang.
Kedua, leukemogenik.
Beberapa zat kimia diduga dapat mempengaruhi frekuensi leukemia,
misalnya racun lingkungan (bencana), bahan kimia industri (misalnya
insektisida), serta obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi. Ketiga,
herediter. Penderita down syndrome memiliki insidensi leukemia akut dua
puluh kali lebih besar ketimbang orang normal. Keempat, virus.
Beberapa jenis virus bis a menyebabkan leukemia, seperti retrovirus dan
virus leukemia feline.
Gejala-gejala
leukemia pada seseorang mungkin berbeda dengan orang lainnya. Walaupun
begitu, ada beberapa gejala umum yang dapat ditemui pada banyak orang.
Pertama, anemia. Penderita mudah lelah, pucat, dan bernapas cepat. Pada
penderita anemia, jumlah sel darah merah di bawah normal, sehingga
menyebabkan oksigen dalam tubuh berkurang. Akibatnya, penderita akan
bernapas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oksigen dalam
tubuh.
Kedua, pendarahan.
Ketika platelet (sel pembeku darah) tidak diproduksi secara wajar
lantaran didominasi oleh sel darah putih, maka penderita mengalami
pendarahan di jaringan kulit, yang ditunjukkan dengan banyaknya jentik
merah lebar/kecil di jaringan kulit.
Ketiga, terserang
infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh,
terutama melawan penyakit infeksi. Pada penderita leukemia, sel darah
putih yang terbentuk bersifat tidak normal (abnormal), sehingga tidak
berfungsi dengan semestinya. Akibatnya, tubuh penderita rentan terhadap
infeksi virus/bakteri. Bahkan, iapun menderita demam, keluar cairan
putih dari hidung, dan batuk.
Keempat, rasa
nyeri pada tulang dan persendian. Rasa nyeri ini dikarenakan sumsum
tulang (bone marrow) terdesak oleh sel darah putih. Kelima, rasa nyeri
pada perut. Rasa nyeri itu termasuk salah satu indikasi gejala leukemia.
Sebenarnya, sel leukemia bisa terkumpul pada organ ginjal, hati, dan
empedu, yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh tersebut,
sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri ini dapat menghilangkan selera
makan.
Keenam, pembengkakan
kelenjar limfa. Penderita berkemungkinan besar mengalami pembengkakan
pada kelenjar limfa, baik di bawah lengan, leher, dada, dan lain
sebagainya. Kelenjar limfa bertugas menyaring darah. Sementara itu, sel
leukemia terkumpul di sana, sehingga menyebabkan pembengkakan. Ketujuh,
kesulitan bernapas (dysnea). Terkadang, penderita menampakkan gejala
kesulitan bernapas dan nyeri dada. Apabila hal ini terjadi, maka ia
harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Penyakit leukemia
bisa didiagnosis dengan beberapa pemeriksaan. Di antaranya ialah biopsi,
pemeriksaan darah (complete blood count atau CBC), CT-scan atau
CAT-scan, magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, ultrasound, dan
spinal tap/lumbar puncture.
Leukemia bisa
disembuhkan dengan menangani gejala-gejala yang muncul, seperti anemia,
pendarahan,dan infeksi. Secara garis besar, penanganan dan pengobatan
leukemia dilakukan dengan cara single ataupun gabungan dari beberapa
metode, yaitu kemoterapi, terapi radiasi (jarang digunakan),
transplantasi bone marrow (sumsum tulang), pemberian obat-obatan tablet
dan suntik, serta transfusi sel darah merah atau platelet.
Sistem terapi yang
sering digunakan untuk menangani penderita leukemia adalah kombinasi
antara kemoterapi dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada
pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow.
Terapi berikutnya ialah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda
yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang
komprehensif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar