Antibiotik
Antibiotik adalah
segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang dihasilkan oleh
mikroorganisme bakteri ataupun jamur. Pada dasarnya tujuan utama
penggunaan antibiotik untuk meniadakan infeksi, namun semakin luasnya
penggunaan antibiotik sekarang ini justru semakin meluas pula timbulnya
infeksi baru akibat penggunaan antibiotik yang tidak rasional.
Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Mekanisme Kerja :
- Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin
- Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone,
- Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline
- Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;
- Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,
Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Struktur Kimia :
- Aminoglikosida Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.
- Beta-Laktam Diantaranya
golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan
sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil,
seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin
(penisilin, amoksisilin).
- Glikopeptida Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.
- Polipeptida Diantaranya
golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin,
roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin
(doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
- Polimiksin Diantaranya polimiksin dan kolistin.
- Kinolon (fluorokinolon) Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin.
- Streptogramin Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.
- Oksazolidinon Diantaranya linezolid dan AZD2563.
- Sulfonamida Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.
- Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat
Penggolongan Berdasarkan Spektrum Kerjanya
Spektrum luas (aktivitas luas) : Antibiotik
yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri
gram positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini
adalah sulfonamid, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin,
dan rifampisin.
Spektrum sempit (aktivitas sempit) :
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis
mikroba saja, bakteri gram positif atau gram negative saja. Contohnya
eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba
gram-positif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya bekerja terhadap
kuman gram-negatif.
Penggolongan Berdasarkan Bakteri Penyebab Penyakit :
Golongan Penisilin
Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum.
Aktif terutama pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-). Obat
golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran napas bagian
atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, untuk infeksi
telinga, bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih dan
ginjal).
Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain :
Ampisilin dan Amoksisilin. Untuk meningkatkan ketahanan thp b-laktamase :
penambahan senyawa untuk memblokir & menginaktivasi b-laktamase.
Misalnya Amoksisilin + asam klavulanat, Ampisilin + sulbaktam,
Piperasilin + tazobaktam.
Efek samping : reaksi alergi, syok anafilaksis, kematian,Gangguan
lambung & usus. Pada dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi
nefrotoksik dan neurotoksik. Aman bagi wanita hamil & menyusui
Golongan Sefalosporin
Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium.
Spektrum kerjanya luas meliputi bakteri gram positif dan negatif. Obat
golongan ini barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati
infeksi saluran pernafasan bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti
sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan lunak,
tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).
contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain :
Sefradin, Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin, E.coli, Klebsiella dan
Proteus.
Penggolongan sefalosporin berdasarkan aktivitas & resistensinya terhadap b-laktamase:
Generasi I :
aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan pada b
laktamase. Misalnya sefalotin, sefazolin, sefradin, sefaleksin,
sefadroksil. Digunakan secara oral pada infeksi saluran kemih ringan,
infeksi saluran pernafasan yang tidak serius
Generasi II : lebih aktif terhadap kuman gram negatif. Lebih kuat terhadap blaktamase. Misalnya sefaklor, sefamandol, sefmetazol,sefuroksim
Generasi III : lebih aktif
terhadap bakteri gram negatif , meliputi Pseudomonas aeruginosa dan
bacteroides. Misalnya sefoperazone, sefotaksim, seftizoksim, sefotiam,
sefiksim.Digunakan secara parenteral,pilihan pertama untuk sifilis
Generasi IV : Sangat resisten terhadap laktamase. Misalnya sefpirome dan sefepim
Golongan Lincosamides
Dihasilkan oleh Streptomyces lincolnensis dan
bersifat bakteriostatis. Obat golongan ini dicadangkan untuk mengobati
infeksi berbahaya pada pasien yang alergi terhadap penisilin atau pada
kasus yang tidak sesuai diobati dengan penisilin. Spektrum kerjanya
lebih sempit dari makrolida, terutama terhadap gram positif dan anaerob.
Penggunaannya aktif terhadap Propionibacter acnes sehingga digunakan
secara topikal pada acne.
Contoh obatnya yaitu Clindamycin (klindamisin) dan Linkomycin (linkomisin).
Golongan Tetracycline
Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens & Streptomyces rimosus.
Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama
seperti yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti
kolera, demam berbintik Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata,
dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit menggunakannya pula untuk
mengobati beberapa jenis jerawat.
Adapun contoh obatnya yaitu : Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin.
Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai
kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah.Mekanisme kerjanya
mengganggu sintesis protein kuman Spektrum kerjanya luas kecuali thp
Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia trachomatis
(penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa. Penggunaannya
yaitu infeksi saluran nafas, paru-paru, saluran kemih, kulit dan mata.
Namun dibatasi karena resistensinya dan efek sampingnya selama kehamilan
& pada anak kecil.
Golongan Kloramfenikol
Bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter & S. aureus
berdasarkan perintangan sintesis polipeptida kuman. Bersifat bakterisid
terhadap S. pneumoniae, N. meningitidis & H. influenza. Obat
golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berbahaya yang tidak
efektif bila diobati dengan antibiotik yang kurang efektif.
Penggunaannya secara oral, sejak thn 1970-an dilarang di negara barat
karena menyebabkan anemia aplastis. Sehingga hanya dianjurkan pada
infeksi tifus (salmonella typhi) dan meningitis (khusus akibat H.
influenzae). Juga digunakan sebagai salep 3% tetes/salep mata
0,25-1%. Contoh obatnya adalah Kloramfenikol, Turunannya yaitu
tiamfenikol.
Golongan Makrolida
Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerjanya yaitu pengikatan reversibel
pada ribosom kuman, sehingga mengganggu sintesis protein. Penggunaannya
merupakan pilihan pertama pada infeksi paru-paru. Digunakan untuk
mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti infeksi tenggorokan
dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian bawah seperti
pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis, dan
efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh
serdadu sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap
penisilin.Contoh obatnya : eritromisin, klaritromisin, roxitromisin,
azitromisin, diritromisin serta spiramisin.
Golongan Kuinolon
Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, dgn menghambat enzim
DNA gyrase bakteri sehingga menghambat sintesa DNA. Digunakan untuk
mengobati sinusitis akut, infeksi saluran pernafasan bagian bawah serta
pneumonia nosokomial, infeksi kulit dan jaringan kulit, infeksi tulang
sendi, infeksi saluran kencing, Cystitis uncomplicated akut, prostates
bacterial kronik, infeksi intra abdominal complicated, demam tifoid,
penyakit menular seksual, serta efektif untuk mengobati Anthrax
inhalational.
Penggolongan :
Generasi I : asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa komplikasi
Generasi II : senyawa fluorkuinolon misal siprofloksasin, norfloksasin,
pefloksasin,ofloksasin. Spektrum kerja lebih luas, dan dapat digunakan
untuk infeksi sistemik lain.
Zat-zat long acting : misal sparfloksasin, trovafloksasin dan
grepafloksasin.Spektrum kerja sangat luas dan meliputi gram positif.
Aminoglikosida
Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.Mekanisme kerjanya : bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel.
Contoh obatnya : streptomisin, kanamisin, gentamisin, amikasin, neomisin
Penggunaan Aminoglikosida Streptomisin & kanamisin Þ injeksi pada
TBC juga pada endocarditis,Gentamisin, amikasin bersama dengan penisilin
pada infeksi dengan Pseudomonas,Gentamisin, tobramisin, neomisin juga
sering diberikan secara topikal sebagai salep atau tetes
mata/telinga,Efek samping : kerusakan pada organ pendengar dan
keseimbangan serta nefrotoksik.
Monobaktam
Dihasilkan oleh Chromobacterium violaceum Bersifat
bakterisid, dengan mekanisme yang sama dengan gol. b-laktam
lainnya.Bekerja khusus pada kuman gram negatif aerob misal Pseudomonas,
H.influenza yang resisten terhadap penisilinase Contoh : aztreonam
Sulfonamide
Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif dan
negatif. Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja : mencegah sintesis
asam folat dalam bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk
DNA dan RNA bakteri.Kombinasi sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin,
sulfamerazin dan sulfamezatin dengan perbandingan sama),Kotrimoksazol
(sulfametoksazol + trimetoprim dengan perbandingan 5:1),Sulfadoksin +
pirimetamin.
Penggunaan:
Infeksi saluran kemih : kotrimoksazol
Infeksi mata : sulfasetamid
Radang usus : sulfasalazin
Malaria tropikana : fansidar.
Mencegah infeksi pada luka bakar : silver sulfadiazine.
Tifus : kotrimoksazol.
Radang paru-paru pada pasien AIDS : kotrimoxazol
Sebaiknya tidak digunakan pada kehamilan teruama trimeseter akhir : icterus, hiperbilirubinemia
Vankomisin
Dihasikan oleh Streptomyces orientalis.Bersifat bakterisid thp kuman gram positif aerob dan anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain tidak ampuh lagi
Penggunaan Antibiotik kombinasi :
Pada infeksi campuran, misalnya kombinasi obat-obat antikuman dan
antifungi atau, dua antibiotik dengan spektrum sempit (gram positif +
gram negatif) untuk memperluas aktifitas terapi : Basitrasin dan
polimiksin dalam sediaan topikal.
Untuk memperoleh potensial, misalnya sulfametoksazol dengan trimetoprim
(= kotrimoksazol) dan sefsulodin dengan gentamisin pada infeksi
pseudomonas. Multi drug therapy (AZT + 3TC + ritonavir ) terhadap AIDS
juga menghasilkan efek sangat baik.
Untuk mengatasi resistensi, misalnya Amoksisilin + asam klavulanat yang menginaktivir enzim penisilinase.
Untuk menghambat resistensi, khususnya pada infeksi menahun seperti
tuberkulosa (rifampisin + INH + pirazinamida ) dan kusta (dapson +
klofazimin dan /atau rifampisin).
Untuk mengurangi toksisitas, misalnya trisulfa dan sitostatika, karena dosis masing-masing komponen dapat dikurangi.