Penyakit jantung koroner adalah gangguan yang
terjadi pada jantung akibat suplai darah ke Jantung yang melalui arteri koroner
terhambat.
Kondisi ini terjadi karena arteri koroner atau
pembuluh darah di jantung yang berfungsi menyuplai makanan dan oksigen bagi
sel-sel jantung tersumbat atau mengalami penyempitan karena endapan lemak yang
menumpuk di dinding arteri.
Proses penumpukan lemak di pembuluh arteri ini
disebut aterosklerosis dan bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya
pada arteri koroner.
Bila arteri koroner tersumbat dan darah sama sekali tidak bisa
mengalir ke jantung, penderita bisa mengalami serangan jantung, dan ini dapat
terjadi kapan saja, bahkan ketika penderitanya dalam keadaan tidur.
•Penyakit jantung koroner
menyebabkan kemampuan jantung memompa darah ke seluruh tubuh melemah. Dan jika
darah tidak mengalir secara sempurna ke seluruh tubuh, maka penderitanya akan
merasa sangat lelah, sulit bernafas (paru-paru dipenuhi cairan), dan timbul
bengkak-bengkak di kaki dan persendian.
Gejala
penyakit jantung koroner pada pria, seorang pria akan merasakan nyeri pada
bagian dada, sedangkan pada wanita akan sering merasakan lebih cepat lelah dan
lemah. Pria yang sedang berusia 40 tahun ke atas memiliki resiko lebih tinggi
terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dingan wanita.
Gejala
umum PJK
•Perasaan nyeri yang
terdapat pada dada seakan-akan ada sesuatu yang mengganjal di dalam dada dan
meremas-remas atau disebut dengan angina.
•Perasaan terbakar pada
bagian dada, Sesak nafas Sesak di bagian dada, Perasaan mual Sering pusing Mati
rasa pada bagian dada, Detak jantung tidak teratur dan sering kali cepat Jika
sesorang mengalami angina. Gejala di atas akan sering muncul di saat melakukan
aktifitas fisik seperti olahraga.
•Rasa berdebar-debar
seperti tertekan benda berat Terjadi sesak nafas, keluar keringat dingin, dan
kesemutan yang terasa hingga ke bagian lengan, punggung dll.
Penyebab
PJK
1.Kadar
Kolesterol Tinggi.
Penyebab penyakit
jantung koroner adalah endapan lemak pada dinding arteri koroner, yang terdiri
dari kolesterol dan zat buangan lainnya. Untuk mengurangi risiko penyakit
jantung koroner, harus menjaga kadar kolesterol dalam darah.
Kolesterol diedarkan dalam darah melalui
molekul yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein, yaitu low-density
lipoprotein (LDL), and high-density lipoprotein (HDL).
2.
Hipertensi
Tekanan darah tinggi menambah kerja jantung
sehingga dinding jantung menebal atau kaku dan meningkatkan risiko penyakit
jantung koroner. Secara umum orang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan
darah sistolik atau diastoliknya di atas 140 atau 90 mmHg.
3. Trombosis
Trombosis adalah gumpalan darah pada arteri
atau vena. Bila trombosis terjadi pada pembuluh arteri koroner, maka ada
berisiko terkena penyakit jantung koroner.
4. Kegemukan
Kegemukan atau obesitas
meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang kegemukan
juga cenderung memiliki kadar HDL rendah atau LDL tinggi.
5. Diabetes mellitus
Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung
koroner, terlebih bila kadar gula darah tidak dikontrol dengan baik. Dua
pertiga penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung dan gangguan
kardiovaskuler lainnya.
6. Penuaan
Risiko penyakit jantung koroner meningkat
seiring usia. Semakin tua, semakin menurun efektivitas organ-organ tubuh,
termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80% penderita jantung koroner
berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung lebih cepat terkena dibandingkan
perempuan, yang risikonya baru meningkat drastis setelah menopause.
7. Kurang bergerak
kurang bergerak (physical inactivity)
menimbulkan berbagai macam penyakit. Hubungannya dengan PJK, orang yg tidak
aktif memiliki resiko 19X lebih bsar untuk menderita PJK di bandingkan yg aktif
berolahraga.
8. Pola makan yg salah
pola makan seperti
tinggi lemak dn gula juga tinggi garam, menimbulkan resiko PJK. Jika tidak di
imbangi dengan konsumsi serat maka resiko PJK tidak dapat di turunkan.
Jenis pemeriksaan PJK
1.EKG
(elektrokardiogram)
Adalah grafik yang
bertugas mencatat aktivitas elektrik jantung. Untuk saat ini EKG merupakan cara
deteksi PJK paling murah, akan tetapi hasilnya tidak 100% benar.
2. Tes treadmil atau exercise stress
fungsi tes ini adalah
menggambarkan perubahan EKG ketika jantung di berikan beban berat. Ketika di
berikan tes ini pasien mengeluh nyeri dada kiri atau sesak, dan pada waktu di
pacu jantung terjadi kekurangan suplai darah, berarti pasien positif mengalami
PJK.
4. Echocardiography
pemeriksaan ini untuk menilai pergerakan
dinding jantung, dari gerakan ini dapat di prediksi adanya gangguan aliran
darah ke arteri koroner. Indikasi utama ekokardiografi adalah mendiagnosis
katup dan penyakit jantung bawaan.
5. Angiografi koroner
adalah suatu cara dengan menggunakan sinar X
dan kontras yg disuntikan ke dalam arteri koroner untuk melihat ada atau
tidaknya penyempitan pada arteri koroner.
Obat-obatan
untuk PJK
1.Golongan
nitrat
nitrat yang diberikan kepada penderita PJK
diberikan secara oral atau sublingual.
•isorbid dinitrat (oral):
farsorbid, cedocard, isoke, isordil, vascardin.
•Isorbid 5-mononitrat
(sublingual): monecto, pentacard, cardismo, ismo-20.
2. Beta-bloker
obat yg memperlambat denyut nadi dan
menyebabkan jantung tidak berkontraksi terlalu kuat.
•Atenolol: tenormin, internolol,
farnomin, betablok, metoprolol, seloken.
•Bisoprolol/carvedilol:
carvedilol, dilbloc,
V-bloc, blorek.
3. Antagonis kalsium
menghambat ion kalsium masuk ke dalam sel otot
jantung dan arteri.
•Golongan dihidropidin: nifedipin, amlodipin,
felodipin, nikardipin.
•Golongan definililakilamin: verapamil, isoptin.
•Golongan benzotiazepim: diltiazem, herbesser
30, herbesser CD 100 &200, dilmen, farmabes.
4. Aspirin dan obat antiagregasi
apabila terjadi
penggumpalan darah, mka agar darah dapat dengan mudah mengalir dengan di
berikan obar antiagregasi, zat anti agregasi dapat di temukan pada aspirin
dosis rendah.
aspirin menghambat aktivitas enzim
cyclo-oxygenase pada trombosit yang mencegah terjadinya tromboksan atau zat yg
merangsang agregasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar