Kamis, 06 Juli 2017

Farmakoterapi Penyakit jantung koroner


  Penyakit jantung koroner adalah gangguan yang terjadi pada jantung akibat suplai darah ke Jantung yang melalui arteri koroner terhambat.
  Kondisi ini terjadi karena arteri koroner atau pembuluh darah di jantung yang berfungsi menyuplai makanan dan oksigen bagi sel-sel jantung tersumbat atau mengalami penyempitan karena endapan lemak yang menumpuk di dinding arteri.
  Proses penumpukan lemak di pembuluh arteri ini disebut aterosklerosis dan bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya pada arteri koroner.  
  Bila arteri koroner tersumbat dan darah sama sekali tidak bisa mengalir ke jantung, penderita bisa mengalami serangan jantung, dan ini dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika penderitanya dalam keadaan tidur.
Penyakit jantung koroner menyebabkan kemampuan jantung memompa darah ke seluruh tubuh melemah. Dan jika darah tidak mengalir secara sempurna ke seluruh tubuh, maka penderitanya akan merasa sangat lelah, sulit bernafas (paru-paru dipenuhi cairan), dan timbul bengkak-bengkak di kaki dan persendian.
Gejala penyakit jantung koroner pada pria, seorang pria akan merasakan nyeri pada bagian dada, sedangkan pada wanita akan sering merasakan lebih cepat lelah dan lemah. Pria yang sedang berusia 40 tahun ke atas memiliki resiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dingan wanita.

 Gejala umum PJK 
Perasaan nyeri yang terdapat pada dada seakan-akan ada sesuatu yang mengganjal di dalam dada dan meremas-remas atau disebut dengan angina.
Perasaan terbakar pada bagian dada, Sesak nafas Sesak di bagian dada, Perasaan mual Sering pusing Mati rasa pada bagian dada, Detak jantung tidak teratur dan sering kali cepat Jika sesorang mengalami angina. Gejala di atas akan sering muncul di saat melakukan aktifitas fisik seperti olahraga.
Rasa berdebar-debar seperti tertekan benda berat Terjadi sesak nafas, keluar keringat dingin, dan kesemutan yang terasa hingga ke bagian lengan, punggung dll.
 
Penyebab PJK
1.Kadar Kolesterol Tinggi.
  Penyebab penyakit jantung koroner adalah endapan lemak pada dinding arteri koroner, yang terdiri dari kolesterol dan zat buangan lainnya. Untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, harus menjaga kadar kolesterol dalam darah.
  Kolesterol diedarkan dalam darah melalui molekul yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL), and high-density lipoprotein (HDL).
 2. Hipertensi
  Tekanan darah tinggi menambah kerja jantung sehingga dinding jantung menebal atau kaku dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Secara umum orang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah sistolik atau diastoliknya di atas 140 atau 90 mmHg.
 
3. Trombosis
  Trombosis adalah gumpalan darah pada arteri atau vena. Bila trombosis terjadi pada pembuluh arteri koroner, maka ada berisiko terkena penyakit jantung koroner. 
4. Kegemukan
  Kegemukan atau obesitas meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang kegemukan juga cenderung memiliki kadar HDL rendah atau LDL tinggi.
 
5. Diabetes mellitus
  Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terlebih bila kadar gula darah tidak dikontrol dengan baik. Dua pertiga penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung dan gangguan kardiovaskuler lainnya.
6. Penuaan
  Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring usia. Semakin tua, semakin menurun efektivitas organ-organ tubuh, termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80% penderita jantung koroner berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung lebih cepat terkena dibandingkan perempuan, yang risikonya baru meningkat drastis setelah menopause.

7. Kurang bergerak
  kurang bergerak (physical inactivity) menimbulkan berbagai macam penyakit. Hubungannya dengan PJK, orang yg tidak aktif memiliki resiko 19X lebih bsar untuk menderita PJK di bandingkan yg aktif berolahraga.
8. Pola makan yg salah
  pola makan seperti tinggi lemak dn gula juga tinggi garam, menimbulkan resiko PJK. Jika tidak di imbangi dengan konsumsi serat maka resiko PJK tidak dapat di turunkan.

Jenis pemeriksaan PJK

1.EKG (elektrokardiogram)
  Adalah grafik yang bertugas mencatat aktivitas elektrik jantung. Untuk saat ini EKG merupakan cara deteksi PJK paling murah, akan tetapi hasilnya tidak 100% benar.
2. Tes treadmil atau exercise stress
  fungsi tes ini adalah menggambarkan perubahan EKG ketika jantung di berikan beban berat. Ketika di berikan tes ini pasien mengeluh nyeri dada kiri atau sesak, dan pada waktu di pacu jantung terjadi kekurangan suplai darah, berarti pasien positif mengalami PJK.
 
4. Echocardiography
  pemeriksaan ini untuk menilai pergerakan dinding jantung, dari gerakan ini dapat di prediksi adanya gangguan aliran darah ke arteri koroner. Indikasi utama ekokardiografi adalah mendiagnosis katup dan penyakit jantung bawaan.
5. Angiografi koroner
  adalah suatu cara dengan menggunakan sinar X dan kontras yg disuntikan ke dalam arteri koroner untuk melihat ada atau tidaknya penyempitan pada arteri koroner.
 Obat-obatan untuk PJK
1.Golongan nitrat
  nitrat yang diberikan kepada penderita PJK diberikan secara oral atau sublingual.
isorbid dinitrat (oral): farsorbid, cedocard, isoke, isordil, vascardin.
Isorbid 5-mononitrat (sublingual): monecto, pentacard, cardismo, ismo-20.


2. Beta-bloker
  obat yg memperlambat denyut nadi dan menyebabkan jantung tidak berkontraksi terlalu kuat.
Atenolol: tenormin, internolol, farnomin, betablok, metoprolol, seloken.
Bisoprolol/carvedilol: carvedilol, dilbloc, V-bloc, blorek.


3. Antagonis kalsium
  menghambat ion kalsium masuk ke dalam sel otot jantung dan arteri.
Golongan dihidropidin: nifedipin, amlodipin, felodipin, nikardipin.
Golongan definililakilamin: verapamil, isoptin.
Golongan benzotiazepim: diltiazem, herbesser 30, herbesser CD 100 &200, dilmen, farmabes.

 
4. Aspirin dan obat antiagregasi
  apabila terjadi penggumpalan darah, mka agar darah dapat dengan mudah mengalir dengan di berikan obar antiagregasi, zat anti agregasi dapat di temukan pada aspirin dosis rendah.
  aspirin menghambat aktivitas enzim cyclo-oxygenase pada trombosit yang mencegah terjadinya tromboksan atau zat yg merangsang agregasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Farmakoterapi GAGAL GINJAL AKUT

— Gagal ginjal akut (GGA) merupakan penurunan fungsi ginjal secara mendadak sehingga ginjal tidak mampu menjalani fungsiny...